Rabu 01 Feb 2017 12:17 WIB

Pemkot Bandung Gandeng ITB Buat ATM Beras

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komunitas ikatan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angakatan 1980, memberikan gagasan membangun mesin Anjungan Terima Mandiri Beras (ATM-B) yang didanai dari dana CSR kepada Pemerintah Kota Bandung. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi ide dan inovasi yang dicanangkan oleh komunitas ikatan alumni ITB 80 tersebut sebab dapat membantu masyarakat yang kurang mampu di Kota Bandung dengan teknologi yang relevan dengan konsep Bandung Smartcity.

"Saya sangat senang dengan inovasi ini. Karena, ini merupakan sebuah teknologi yang sangat membantu kita dalam mewujudkan Kota Bandung sebagai Smartcity," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (1/2).

Emil mengatakan, program dari Komunitas ikatan alumni ITB 80 ini sejalan dengan program pemerintah Kota Bandung yaitu E-Warung. Program ini, merupakan program Pemerintah Kota Bandung yang menyediakan bahan sembako bersubsidi untuk warga miskin.

Program ATMB ini, kata dia, dapat digabungkan menjadi suatu program yang diunggulkan di Kota Bandung untuk menyejaterahkan masyarakat yang kurang mampu. Dengan ATMB ini, semua masyarakat bisa mudah mendapatkan beras. Karena, kapan pun mereka membutuhkan beras bisa ke ATMB.

"Tapi, harus ada sistem khusus untuk menjaga kelancaran program tersebut di antaranya memakai kartu," katanya.

Sehingga, kata dia, jika program ini terlaksana maka bisa membaginya ke semua kelurahan di Kota Bandung yang jumlahnya mencapai 151 kelurahan. Pemkot Bandung,  akan menyediakan kartu khusus warga miskin supaya program ini dapat tepat sasaran.

"Sehingga, mereka bisa menikmati fasilitas publik yang kita tawarkan dan di 2017 ini saya memprioritaskan untuk memberantas kemiskinan di Kota Bandung," katanya.

Menurut salah satu anggota Komunitas ikatan alumni ITB 80, Buji Aji, pada dasarnya program ini sebagai rasa kepedulian alumni ITB 80 terhadap orang yang kurang mampu. Alumni ITB, kata dia, perihatin melihat kaum dhuafa yang berdempetan untuk menerima sedekah. Bahkan, sampai banyak yang pingsan karena berebutan menerima zakat. Buji mengatakan, bahwa program ini sebelumnya sudah dijalankan bekerja sama dengan Badan Zakat Nasional (BAZNAS) dan sudah dipasangkan di kantor pusat Baznas di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement