Rabu 01 Feb 2017 04:50 WIB

Festival Perang Air Didukung Agar Mendunia

   Masyarakat melakukan perang air di mata air Irung-irung pada pada Cihideung Festival 2015 di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (25/10).  (Republika/Edi Yusuf)
Masyarakat melakukan perang air di mata air Irung-irung pada pada Cihideung Festival 2015 di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (25/10). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemprov Riau mendukung penuh agar Festival Perang Air di Kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, bisa mendunia sebagai agenda wisata andalan yang mampu menarik puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara.

"Ke depan, festival perang air akan didorong jadi kalender nasional karena sama-sama kita lihat kegiatan ini sudah dapat menghadirkan wisatawan, baik dari nusantara dan mancanegara," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman di Selat Panjang, Selasa (31/1).

Berdasarkan data Panitia Festival Perang Air 2017, diperkirakan ada sekitar 20.000 wisatawan yang menghadiri acara itu pada tahun ini, meningkat dibandingkan 2016 yang mencapai 16 ribu orang.

Festival Perang Air merupakan agenda wisata Riau dari Kepulauan Meranti, yang mengemas tradisi permainan warga etnis Tionghoa saat memperingati Tahun Baru Imlek. Perang Air, dalam bahasa Tiongkok disebut "Cian Cui", berlangsung selama enam hari.

Pemerintah membuat aturan agar festival ini meriah dan aman, dengan memberlakukan dua jam perang air setiap hari pada pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. Seluruh warga tumpah ruah ditepi jalan saling menyiram air, namun dilarang melempar air dengan kemasan plastik karena melukai dan mengotori kota.

Pada peringatan kali ini festival turut dihadiri oleh sejumlah pejabat diantaranya, Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman, Istri Gubernur Riau Sisilita Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir. Mereka ikut serta berkeliling menggunakan becak dan rela "diserang" warga dengan guyuran air.

Bahkan, istri Gubernur Riau sampai "ketagihan" dan meminta untuk diajak keliling sebanyak dua kali dengan becak. "Saya minta tambah keliling karena terkesan dengan acara ini. Biar basah tapi saya senang, dan tahun depan mau datang lagi," kata Sisilita Arsyadjuliandi Rachman.

Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, mengatakan festival perang air bisa menyatukan masyarakat Meranti yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Perang air sebenarnya juga dilakukan oleh warga pada saat perayaan Lebaran Idul Fitri.

"Namun, pada saat Imlek acaranya lebih besar. Jadi, perang air ini tidak ada kaitannya dengan agama tertentu, tapi sudah jadi tradisi warga setempat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement