REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap kepada semua rektor dan mahasiswa di kampus manapun khususnya di DIY tak terjadi kekerasan lagi. Kejadian kekerasan di kampus seperti halnya yang dilakukan oleh oknum mahasiswa Mapala UII memprihatinkan semua pihak.
"Karena itu saya berharap kepada kepada para Rektor dan mahasiswa di kampus manapun agar kekerasan tidak terulang lagi. Kasus yang terjadi di UII saya harapkan yang terakhir,’’ kata Sultan HB X usai menerima Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia HE. Tadeusz Szumowski yang didampingi Prof Tadeusz Cegielski dari Warsaw University di Gedhong Wilis Kepatihan Yogyakarta, Selasa (31/1).
Raja Keraton Yogyakarta ini menyayangkan kenapa mahasiswa itu harus mempunyai motivasi untuk melakukan kekerasan. Apalagi kekerasan itu dilakukan oleh mahasiswa yang seharusnya nalarnya sudah jalan.
‘’Berbeda bila kekerasan itu dilakukan oleh anak-anak bisa terjadi, karena nalarnya belum jalan. Mahasiswa itu sudah dewasa. Mahasiswa itu nalarnya sudah jalan, tapi jangan nalar mau menangnya sendiri dan arogansi. Tapi bagaimana justru kenalaran itu menjadikan orang mempunyai wisdom yang baik. Sehingga dengan demikian tidak ada lagi terjadi kekerasan-kekerasan itu,’’ ujarnya.
Siapapun yang melakukan kekerasan, kata Sultan menambahkan, hukum tetap jalan. Sultan mengatakan mahasiswa itu sudah dewasa dan tahu diri, tidak perlu lagi kegiatannya dihadiri dan ditunggui dosen. Kalau anak SD, SMP itu kegiatannya harus ditunggui guru.
‘’Harusnya mahasiswa itu tahu diri, tidak mempunyai arogansi dan kesombongan, entah itu alasannya senior atau apapun. Justru semakin senior itu harus wisdom itu yang terjadi dan bukan justru kekerasan yang terjadi,’’ tuturnya.
Sultan menampik bila dikatakan bahwa kejadian yang dilakukan oleh oknum mahasiswa Mapala UII tidak menggambarkan adanya kekerasan di kampus yang ada di DIY. ‘’Nyatanya di kampus lain tidak terjadi,’’ kata Sultan.