REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Ahmad Zainuddin meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui jajarannya dapat mengedukasi masyarakat ihwal bahayanya mengonsumsi daging hewan sakit. Hal tersebut untuk mengantisipasi penularan antraks dari hewan herbivora ke manusia.
"Penyakit Antraks yang menjangkit beberapa warga di Kulon Progo terjadi karena lemahnya pengetahuan warga. Saya imbau agar pemerintah mengedukasi masyarakat agar hal ini tidak terjadi lagi," kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Kesehatan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/1).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, lambannya penanganan antraks disebabkan adanya perbedaan pandangan antar pemangku kepentingan. Ia mencontohkan, pada Kamis (27/1) lalu pihaknya meninjau perkembangan penanganan antraks di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Berdasarkan hasil kunjungan, Zainuddin mengatakan, diketahui Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menetapkan stastus kejadian luar biasa (KLB) atas temuan kasus antraks. Penetapan itu berdasarkan hasil penelitian laboratorium RS Sarjito dan Fakultas Kesehatan Universitas Gajah Mada (UGM).
Sementara di sisi lain, ia mengatakan, Dinas Kesehatan setempat menyatakan jangan terburu-buru dengan status KLB. Sebab, 15 dari 16 orang penderita antraks tipe kulit, dinyatakan sembuh. Satu pasien meninggal dunia.
Bahkan, menurutnya, terdapat pendapat yang mengatakan korban meninggal tidak dapat dipastikan karena virus antraks. Sebab, korban memiliki riwayat komplikasi diabetes dan penyakit jantung, serta berusaia lanjut. "Perbedaan pandangan terhadap wabah penyakit jangan terulang lagi di masa mendatang. Karena kesamaan sikap yang tepat diantara pemerintah sangat menentukkan langkah-langkah penanganan selanjutnya," ujar dia.