Ahad 29 Jan 2017 20:42 WIB

Museum Islam Jakarta akan Diisi Karya Islam dari Leiden

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pememeriksaan rutin naskah kuno Islam koleksi Museum Sribaduga Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/6).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Petugas melakukan pememeriksaan rutin naskah kuno Islam koleksi Museum Sribaduga Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana akan membangun Museum Islam Jakarta. Kepala UPT Sekretariat Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam / Jakarta Islamic Center (JIC), Ahmad Juhandi menilai belum ada yang pernah merekam sejarah Islam, khususnya Islam di Jakarta dari masuk agama tersebut sampai era saat ini.

"Bahkan sejarah JIC saja belum kita rekam dalam dokumen yang bersifat bergerak," ujar Ahmad saat dihubungi oleh Republika.co.id, Ahad (29/1).

Nantinya Museum Islam Jakarta ini akan diisi oleh benda-benda bersejarah dari Universitas Leiden. Karya-karya tersebut adalah karya dari Al Habib Usman bin Yahya.

"Itu Usman bin Yahya kan masih era Betawi kolonial sebelum kemerdekaan. Itu dokumennya tersimpan rapi di Museum Leiden," katanya.

Namun koleksi yang akan dipajang kemungkinan adalah replika dari karya asli. Sebab jika karya yang diberikan asli, akan menjadi urusan goverment to goverment atau Pemerintah Pusat.

JIC Siapkan Konten untuk Museum Islam Jakarta

Selain itu, pihaknya mendeteksi beberapa karya ulama Betawi yang masih disimpan oleh keturunannya. Ketika museum ini launching, Ahmad mengatakan, ia akan menitipkan dukungan dari keturunan ulama Betawi tersebut di JIC.

Ia kemudian mengatakan era paradigma museum saat ini tidak hanya berisi karya berupa artefak yang sifatnya klasik. Namun saat ini museum sudah berkembang menjadi museum yang sifatnya tiga dimensi (3D).

"Sekarang sudah disebut museum kontemporer. Kombinasi antara galeri dan museum. Kita belajar di Louvre," ujarnya.

Dalam pengertian, museum ini nantinya akan mengadopsi manajemen dan penyajian karya seperti Museum Louvre di Paris, Prancis. Sehingga museum tidak dicerminkan sebagai bangunan yang menyimpan kumpulan barang-barang klasik.

Kemungkinan, Ahmad mengatakan, pihaknya akan membuat MoU dengan Museum Louvre dan MoU dengan Universitas Leiden. Hal tersebut dilakukan agar dapat membawa salinan karyanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement