REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan para pejabat di provinsi itu untuk segera bertobat dari berbagai bentuk tindak pidana korupsi yang selama ini dilakukan, baik secara sadar atau tidak.
"Judulnya simpel saja, yakni tobat karena kalau tidak, akan habis," katanya di Semarang, Ahad (29/1).
Ia menyebutkan bahwa pengawasan semua pihak harus diperkuat dan ditingkatkan agar penyimpangan yang dilakukan pejabat-pejabat daerah atau pemerintahan lainnya dapat ditekan, apalagi pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi terus berjuang memberantas korupsi.
Ganjar mengaku bangga atas prestasi yang diraih Pemprov Jateng yang mendapat penghargaan dari KPK sebagai provinsi pengendali gratifikasi terbaik. Kendati demikian, orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jateng itu kemudian harus menahan malu dan kecewa terkait beberapa kejadian operasi tangkap tangan KPK di Kabupaten Kebumen serta Klaten.
"Bagi saya itu kejadian menarik. Yang di Kebumen misalnya, OTT terjadi setelah sehari sebelumnya TOT (training of trainer) antikorupsi dilakukan, maka saat kita akan menegakkan peraturan dan berbicara tentang perda, sebenarnya kita berbicara ke dalam dulu, bertobat," ujarnya.
Ganjar meminta semua pihak mewaspadai tindak korupsi maupun suap yang bisa terjadi di mana pun, apalagi KPK sedang membidik sejumlah pejabat beberapa daerah di Jateng karena diduga terlibat melakukan tindak pidana korupsi.
"Saya ingatkan lagi, kayaknya Jateng belum selesai, meskipun ada beberapa daerah lain tapi Jateng juga masih diintip oleh KPK. Saya khawatir peringatan ini diabaikan sehingga saya harus siap-siap untuk malu lagi atas tindak suap atau korupsi yang dilakukan oleh pejabat di Jateng," katanya.