Ahad 29 Jan 2017 12:35 WIB

HNW: Jika Ada Spanduk Tolak Wayang, Pasti Bukan PKS yang Buat

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS Hidayat Nur Wahid memberikan wayang kepada dalang Ki Sri Kuncoro dalam pagelaran wayang di halaman DPP PKS, Jakarta, Sabtu (28/1) malam.
Foto: dok.Humas DPP PKS
Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS Hidayat Nur Wahid memberikan wayang kepada dalang Ki Sri Kuncoro dalam pagelaran wayang di halaman DPP PKS, Jakarta, Sabtu (28/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengungkapkan, PKS sudah lama menggelar pagelaran wayang dalam beberapa kesempatan. Sebab, wayang dinilai menjadi warisan budaya Walisongo dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 

 

''Jadi kalau ada spanduk tolak pemutaran wayang itu pasti bukan PKS yang buat. Lagi pula wayang kok diputar, wayang ya digelar,'' ucap Hidayat, dalam acara pagelaran wayang dengan lakon 'Semar Mbangun Kahyangan' di Halaman DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1).

Bagi Hidayat, tugas partai politik bukan hanya mengurusi Pemilu, Pilkada atau Pilpres. Namun, termasuk di dalamnya melestarikan seni dan budaya Nusantara yang adiluhung agar budaya berkembang dan tak mati.

 

Menurutnya, siapapun bisa mengembangkan seni dan budaya. Ia mencontohkan, dalang Ki Sri Kuncoro. Meski sehari-hari bukan berprofesi sebagai dalang, namun bisa menampilkan pagelaran wayang dalam beberapa kesempatan.

''Kita bisa mengembangkan profesi tanpa harus tercerabut dari budaya,'' ujarnya.

 

Selain Hidayat, pagelaran wayang yang digelar Bidang Seni dan Budaya DPP PKS juga disaksikan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan mantan menteri perumahan rakyat Yusuf Asy'ari.

Mengenakan blangkon putih dan kemeja batik lengan panjang, pria asal Klaten, Jawa Tengah ini menyampaikan sambutan dengan bahasa Jawa halus. Sesekali, Hidayat mengeluarkan candaan dan suasana santai. Meski hujan mengguyur wilayah Pasar Minggu dan sekitarnya, masyarakat cukup antusias menyaksikan pagelaran wayang dengan dalang Ki Sri Kuncoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement