Jumat 27 Jan 2017 18:33 WIB

E-Warung Diluncurkan di Jambi

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI-- Layanan e-Warung Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE-PKH) resmi diluncurkan di Provinsi Jambi.

Peluncuran ini sekaligus menutup rangkaian proses uji coba bantuan pangan non-tunai yang terintegrasi dengan layanan e-warong yang digelar di empat kota.

Menteri Sosial Khofifah Indah Parawansa, mengatakan layanan ini merupakan program bantuan pemerintah untuk setiap rumah tangga sasaran penerima manfaat akan memperoleh dana bantuan berupa uang senilai Rp110.000 secara rutin setiap bulan yang disalurkan melalui kartu keluarga sejahtera yang terintegrasi dengan layanan Bank BRI.

" Penerima bantuan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kota Jambi saat ini sebanyak 26 ribu," katanya di Aula Rumah Dinas Wali Kota Jambi, dalam keterangan persnya, Jumat (27/1).

Dia menjelaskan masyarakat penerima manfaat dapat menggunakan kartu tersebut untuk membelanjakan kebutuhan pokok seperti beras, gula dan tepung terigu di rumah pangan kita (RPK) dan di warung yang telah disiapkan pada setiap kelurahan.

Selain meresmikan layanan e-warong, pada kesempatan itu Mensos juga menyalurkan bantuan sosial lanjut usia, bantuan PKH, bantuan sosial disabilitas, dan bantuan beras untuk keluarga sejahtera (Rastra).

Selain itu, Mensos juga melihat secara langsung penerima manfaat bansos Program Keluarga Harapan (PKH) secara nontunai dan berdialog dengan para ibu rumah tangga penerima manfaat.

Pada kesempatan yang sama, Mensos juga menjelaskan kepada penerima bantuan PKH bagaimana penggunaan layanan kartu KKS untuk membelanjakan kebutuhan pokok yang ada di layanan e-warong.

Untuk sementara ini e-warong di Kota Jambi baru bisa dilaksanakan di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, dan nantinya akan diperluas disejumlah kelurahan secara bertahap.

Secara terpisah, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan kartu kombo Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) mempunyai banyak keunggulan dalam penyaluran bantuan sosial.

Pertama, memiliki fitur keuangan dan fitur tabungan, sehingga dapat digunakan untuk penarikan tunai bansos PKH dan transaksi pembelian barang seperti beras, gula, LPG, dan lain-lain.

Dia mengatakan, sistem uang elektronik telah diintegrasikan dengan sistem tabungan karena menggunakan sistem e-walet. Dalam satu KKS bisa dibuat berbagai e-walet yang bisa menampung berbagai jenis bansos dalam bentuk uang maupun barang.

Keunggulan lainnya, produk KKS merupakan produk perbankan Laku Pandai atau LKD. Dengan demikian sistem penyaluran bansos dikendalikan dan dimonitor oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia secara bersama-sama.

"Saat ini pemerintah bersama sama Himpunan Bank Negara (Himbara) telah memiliki sistem monitoring bansos dan subsidi secara online yang dapat dipantau secara realtime," katanya.

Selain itu, keunggulan lainnya, ATM KKS menjadi media bersama penyaluran berbagai program bansos secara nontunai yang dimiliki berbagai kementerian. Bansos PKH dan Bansos Pangan dari Kementerian Sosial dan elpiji tiga kg bersubsidi, serta subsidi listrik dari Kementerian ESDM dapat diintegrasikan penyalurannya melalui ATM KKS.

Menurut dia, secara bertahap bansos lainnya seperti bansos di bidang pendidikan, makanan bergizi, kesehatan, bansos perumahan, bansos usaha ekonomi produktif, KUR UMKM, dan lain- lain bisa terintegrasi sedemikian rupa. "Begitu juga bansos dari APBD atau dari CSR dunia usaha," tambah Harry.

Sebanyak 1,75 juta keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) akan mulai menerima bansos secara non tunai pada 2017.

Target tersebut merupakan perluasan dari 1,25 juta KPM yang sudah menerima nontunai pada 2016. Total penerima bansos non tunai menjadi tiga juta KPM PKH.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement