Kamis 26 Jan 2017 12:00 WIB

API Jabar Desak Kapolri Copot Kapolda Anton Charliyan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Massa dari berbagai ormas yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat menggelar apel akbar sebagai aksi tolak kriminalisasi kepada ulama di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/1)
Foto: Zuli Istiqomah
Massa dari berbagai ormas yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat menggelar apel akbar sebagai aksi tolak kriminalisasi kepada ulama di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/1)

REPUBLIKA.CO.ID BANDUNG -- Ribuan massa dari berbagai organisasi masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat (Jabar) menggelar apel akbar di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (26/1). Aksi ini merupakan upaya menolak kriminalisasi terhadap ulama.

Dalam aksinya mereka juga menuntut dicopotnya Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan. "Kita mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar segera mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton  Charliyan," kata Koordinator API Jabar Asep Syaripudin di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (26/1).

Menurut Asep, Api Jabar menilai Kapolda Anton telah gagal menjaga stabilitas Jabar. Serta membiarkan premanisme berkeliaran bebas berusaha mengacak-acak situasi Jabar yang kondusif. Contohnya, kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu antara FPI dengan GMBI di depan Markas Polda Jabar.

"Logikanya bagaimana menjaga keamanan, kalau di depan Mapolda preman beredar, beliau tak bisa melindungi. Ini menunjukan kapasitas beliau yang tidak bisa menjaga kondusivitas Jabar," tuturnya.

Ia mengatakan masyarakat Jawa Barat tidak membenci institusi kepolisian yang memang bertugas dalam ranah hukum. Namun API Jabar dikatakannya menuntut penggantian Kapolda yang lebih bisa menjadi panutan bagi masyarakat Jabar agar situasi dan kondisi lebih kondusif.   

Jika tuntutan ini tidak ditanggapi dengan serius, ia mengatakan bersama API Jabar akan terus melakukan aksi serupa. "Kita akan terus bergerak dan ini menyangkut kondusivitas Jabar. Kalau Jabar bergolak maka akan mengganggu stabilitas nasional juga," ujarnya.

Ia pun mengimbah masyarakat Jabar agar tidak terpancing dengan provokasi dari pihak-pihak yang mencoba mengadu domba antara umat Islam dan budaya Sunda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement