Kamis 26 Jan 2017 04:00 WIB

Tol Cipali Dituding Jadi Pemicu Banjir di Indramayu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Ketinggian debit air di Bendung Bangkir Kecamatan Lohbener, Indramayu, sudah melebihi debit normalnya, Senin (23/1). Indramayu siaga banjir luapan Sungai Cimanuk.
Foto: lilis handayani
Ketinggian debit air di Bendung Bangkir Kecamatan Lohbener, Indramayu, sudah melebihi debit normalnya, Senin (23/1). Indramayu siaga banjir luapan Sungai Cimanuk.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka dan jalan tol Cikopo–Palimanan (Cipali), menyebabkan daerah resapan air menjadi berkurang. Hal itupun memicu terjadinya ancaman banjir di Kabupaten Indramayu yang merupakan daerah hilir.

"Bandara (BIJB) dan jalan tol itu daerah resapan air," ujar Kasi Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, Rabu (25/1).

Caya mengatakan, saat hujan turun, maka air akan banyak diserap oleh lahan terbuka. Di antaranya adalah lahan yang kini dijadikan bandara Kertajati dan jalan tol Cipali. Namun, setelah lahan terbuka itu dibangun material keras (bandara dan jalan tol), maka air yang awalnya diserap di situ akhirnya jadi menggelontor bebas ke sungai Cimanuk.

Caya menyebutkan, berdasarkan perhitungannya, untuk bandara Kertajati dengan luas 5.000 hektare, menghasilkan air gelontoran sebanyak 1.500 meter kubik per detik. Air itupun menggelontor ke sungai Cimanuk yang hilirnya di Kabupaten Indramayu.

Menurut Caya, kondisi perubahan peruntukkan lahan di hulu yang menyebabkan resapan air berkurang itu akhirnya membuat debit sungai Cimanuk menjadi semakin tinggi. Kedepan, dia memperkirakan debit sungai tersebut akan terus bertambah sehingga menimbulkan ancaman terjadinya banjir di Kabupaten Indramayu.

"Indramayunya sendiri mau hujan sebulan atau dua bulan tidak masalah karena lahannya datar. Saat hujan turun, air akan menyebar,’’ tegas Caya.

Hal tersebut berbeda dengan daerah hulu yang diibaratkan berbentuk seperti corong. Saat hujan turun, maka air akan mengumpul dan menggelontor ke hilir (Indramayu). "Semakin tinggi debit sungai Cimanuk, maka semakin terancam (banjir) Indramayu,’’ terang Caya.

Daerah di Kabupaten Indramayu yang terancam banjir itu posisinya terletak di aliran sungai Cimanuk. Di antaranya seperti Jatibarang, Kertasemaya, Sukagumiwang, Lohbener, Arahan, Cantigi, Tukdana, Sindang dan Pasekan.

Pada Senin (23/1), daerah-daerah yang dilalui aliran sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu itu siaga banjir. Hal tersebut menyusul tingginya debit sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut.

Berdasarkan pantauan di Bendung Karet, Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, pada Senin (23/1) siang air sudah mulai sedikit meluap. Ketinggian permukaan air di bendung tersebut sudah mencapai 5,95 meter, atau melebihi kondisi normalnya yang hanya 5 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement