REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aryo Bimo mengaku masih belum mengetahui konten laporan yang dilakukan oleh Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama, Baharuzaman terhadap Megawati Soekarnoputri. Sepengetahuannya yang dilaporkan adalah isi pidato Megawati saat Hari Ulang Tahun PDIP ke-44 di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa waktu lalu. Apalagi pidato yang dibawakan oleh Megawati cukup panjang, dan juga memuat sejumlah pesan.
Meski demikian anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu, masih menunggu kelanjutan pelaporan yang dilakukan oleh mantan ketua Front Pembela Islam (FPI) tersebut. Namun apabila yang dipermasalahkan adalah kalimat mengenai penganut ideologi tertutup, dan juga soal peramal masa dan dinilai menyakiti hati umat Islam, banyak keturunan Arab tidak tersinggung.
"Saya belum tahu konten laporannya. Soal ramalan masa depan? Banyak tetangga saya orang Arab, nggak kesinggung karena dia sudah jadi Arab dan jadi Indonesia," jelas Aryo Bimo di Kompleks Parlemen, Selasa (24/1).
Sebelumnya, dalam laporan itu, Megawati dianggap melanggar Pasal 156 dan atau 156 a KUHP. Kemudian kalimat yang diucapkan Megawati ini ditengarai sebagai dasar pelaporan Baharuzaman dengan tudingan telah menodai agama. Salah satu kutipan Megawati yang dipermasalahkan adalah "Mereka benar-benar antikebhinnekaan kita para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka para peramal masa depan mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa datang termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya," seperti dikutip dari pidato Megawati.