Selasa 24 Jan 2017 18:57 WIB

Penyandang Disabilitas Bali Dilatih Berbisnis Secara Daring

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Hazliansyah
Pelatihan bisnis online bagi penyandang disabilitas (ilustrasi)
Foto: Antara/Moch Asim
Pelatihan bisnis online bagi penyandang disabilitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- BPJS Ketenagakerjaan Bali melakukan pelatihan kepada para difabel atau mereka yang berkebutuhan khusus penyandang cacat di daerah itu untuk berbisnis secara daring. Pembinaan dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Bali bekerja sama dengan Tokopedia, salah satu toko daring di Indonesia.

"Selama ini kami melatih kaum difabel di Bali dengan memberinya keterampilan berkarya, sekarang kami memberi mereka bekal untuk memasarkan hasil karyanya secara online," kata Kakanwil Ketenagakerjaan Bali Nusa Tenggara dan Papua, Kuswahyudi.

Hal itu dikemukakan Kuswahyudi di Denpasar, Bali, Selasa (24/1), dalam acara peluncuran kegiatan pelatihan kaum difabel di Bali.

Program ini merupakan program lanjutan dari Program GN Lingkaran BPJS, yang sebelumnya telah melakukan kerja sama dengan Bank BNI dan Bank BPD Bali dengan memberikan bantuan iuran BPJS Ketenagakerjaan kepada 400 kaum difabel.

Kuswahyudi menyebutkan, kaum difabel yang kali ini mendapatkan pelatihan keterampilan adalah mereka yang berada di bawah pembinaan yayasan sosial di Bali. Yayasan itu yakni Yayasan Bunga Bali, Yayasan Bhakti Senang Hati, Yayasan Cahaya Mutiara, Yayasan Peduli Kemanusiaan, dan Yayasan Puspadi.

"Kami berharap, dengan pelatihan ini para penyandang disabilitas bisa lebih mandiri, terutama dalam memasarkan produk atau karyanya. Sehingga apa yang mereka hasilkan bisa punya nilai jual lebih bagus," kata Kuswahyudi.

Deputy Director Social Protection Programme GIZ, Frank Sccheneider, menyatakan, kaum disabel bukanlah orang yang tidak berguna. Dengan melatih menjadi lebih terampil, mereka juga bisa menjadi asset dalam pembangunan ekonomi.

"Kaum disabel bisa menjadi wirausahawan yang baik dan mereka bisa berkontribusi terhadap pembangun ekonomi Indonesia," kata perwakilan yayasan berkantor di Jerman itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement