REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menemukan puluhan surat suara rusak saat penyortiran tahap ketiga berlangsung di Takalar. "Saat penyortiran surat suara, ditemukan ada 30 lembar yang rusak dari percetakan, kemudian dipisahkan lalu diamankan," kata Ketua KPUD Takalar, Jussalim Sammak saat dikonfirmasi, Selasa (24/1
Dia menyebutkan, kerusakan suara suara tersebut kebanyakan terkena noda tinta dari percetakan. Sedang untuk kertas robek belum ditemukan. Meski ada yang rusak namun masih tergolong minim.
Untuk jumlah surat suara, sebut Jusssalim, sebanyak 205.418 lembar ditambah 2,5 persen surat suara sebagai sebagai cadangan. "Jumlahnya yang kami terima sebanyak 10 dos ada beberapa rusak tapi sudah dipisahkan. Untuk surat suara rusak telah dibuatkan berita acara dan disampaikan ke percetakan. Targetnya penyortiran selesai pekan depan," katanya.
Diketahui sebanyak 101 daerah yang menggelar Pilkada serentak, hanya di Kabupaten Takalar Sulsel pada 15 Januari 2017. Dua kandidat yang akan bertarung pada Pilkada Takalar masing-masing Burhanuddin Baharuddin-Muh Natsir Ibrahim dan Syamsari Kitta-Ahmad Daeng Serre.
PT Adi Perkasa selaku pemenang tender pencetakan surat suara juga sedang merampungkan cetakan di tiga daerah seperti Papua, DKI Jakarta, dan Takalar Sulsel. Sebelumnya, Komisaris CV Adi Perkasa James Anggrek selaku pengadaan logistik tiga daerah tersebut itu mengatakan, memulai mencetak surat suara pada awal Januari 2017 dan didistribusikan pada pertengahan hingga dan awal Februari 2017.
Pencetakan surat suara, dia mengatakan, berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Untuk Takalar berjumlah 205.418 pemilih, kemudian Papua 1,4 juta pemilih, dan DKI Jakarta sebanyak 7,1 juta pemilih.
"Semua pencetakan surat suara sudah dilaksanakan dan beberapa diantaranya sudah didistribusi seperti DKI Jakarta dan Takalar, sisanya masih ada yang sedang dikerjakan," kata James.
Untuk distribusi dilakukan dengan menggunakan mobil, pesawat dan kapal laut. Untuk Papua menggunakan pesawat, sedangkan DKI Jakarta menggunakan kapal laut. Sedangkan Takalar digunakan mobil karena jalur darat. Pengiriman juga dijaga ketat aparat dan diawasi pihak KPUD setempat dan Panwas.