Selasa 24 Jan 2017 13:47 WIB

Tim Anies-Sandi Klaim Dukungan Semakin Besar

Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi dan misinya saat debat cagub-cawagub DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1).
Foto: ist
Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi dan misinya saat debat cagub-cawagub DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara tim pemenangan Anies-Sandi, Anggawira mengklaim dukungan dari warga semakin membesar termasuk dari kelompok masyarakat yang memiliki preferensi terhadap parpol yang mengusung calon lain dalam Pilkada DKI Jakarta. Anggawira menyatakan, berdasarkan hasil survei Populi Center DKI Jakarta sejak 14-19 Januari 2017, kelompok masyarakat yang memiliki preferensi sejumlah partai yang mengusung pasangan lain, ternyata menurut hasil survei itu lebih memilih mendukung pasangan Anies-Sandi.

Menurut Anggawira, meski sejumlah parpol itu mengusung pasangan selain Anies-Sandi, di lapangan hal tersebut tidak sejalan dengan akar rumput partai. Hal itu, ujar dia, dinilai wajar mengingat setiap warga Jakarta memiliki hak pilih yang bebas dalam menentukan calon pemimpin sesuai hati nurani masing-masing.

"Ini menandakan adanya gejolak di masyarakat karena parpol mereka langsung mengusung satu pihak tanpa mendengar aspirasi. Kami berterima kasih kepada teman-teman partai lain yang menyatakan sikap mandiri dan tegas, dalam menentukan pilihan," kata Anggawira, Selasa (24/1).

Sebelumnya, Anggawira juga mengemukakan, masyarakat mendambakan pemimpin yang dapat mengelola wilayah DKI Jakarta dalam membenahi ekonomi serta memberantas korupsi, bukan yang terjerat kasus hukum. Menurut Anggawira, sangat disayangkan bila ada calon pemimpin yang terlibat dan terseret kasus dugaan korupsi.

Anggawira menegaskan, cagub dan cawagub yang maju dalam kontesasi Pilkada DKI 2017 harus bersih dari kasus hukum, dan memiliki rekam jejak positif selama berkarir. Dia mengingatkan wabah korupsi yang menjangkit para pejabat semakin menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

"Dengan adanya situasi seperti ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan calon pemimpin menjadi semakin drop," katanya. Untuk itu, ujar dia, setiap elemen masyarakat diharapkan harus selektif dan objektif di dalam menilai calon pemimpin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement