Senin 23 Jan 2017 18:10 WIB

Puluhan Rumah di Majenang Rusak Akibat Tanah Bergerak

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Tanah bergerak ilustrasi
Foto: Antara
Tanah bergerak ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Tingginya intensitas hujan menyebabkan terjadinya bencana tanah bergerak di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Senin (23/1) dini hari. Akibatnya, puluhan rumah warga mengalami kerusukan baik rumah roboh, rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan.

''Secara keseluruhan ada 21 rumah yang mengalami kerusakan. Dari jumlah itu, empat rumah diantaranya roboh,'' jelas  Kepala UPT BPBD Kabupaten Cilacap wilayah Majenang, Edi Sapto Priyono, Senin (23/1).

Menurutnya, selain empat rumah yang romoh. ada lima rumah yang mengalami kerusakan berat. Sedangkan lainnya, sebanya 12 rumah hanya mengalami rusak ringan. ''Namun akibat kejadian itu, sebanyak 19 kepala keluarga dengan jumlah 62 jiwa kita ungsikan untuk menghindari kemungkinan terjadinya longsor susulan,'' katanya.

Berdasarkan laporan warga, kejadian pergerakan tanah pada Senin (23/1) dinihari hari tersebut, berlangsung dua kali. ''Sebenarnya, pada  17 Januari juga sudah dilaporkan adanya pergerakan tanah. Namun saat itu, belum terlalu parah. Baru tadi malam gerakan tanahnya sangat kuat, sehingga beberapa rumah warga mengalami kerusakan,'' katanya.

Dia juga menyebutkan, dari hasil penelitian petugas BPBD Kabupaten Cilacap yang langsung meninjau lokasi bencana, luas area longsoran mencapai 2 hektar. Lokasinya berasa di wilayah perbukitan, yang diatasnya berdiri cukup banyak rumah warga.

Kepala BPBD Cilacap Tri Komara menyatakan, selain 21 rumah yang mengalami kerusakan, ada 12 rumah lainnya yang terancam longsor. ''Kalau kondisi tanah yang bergerak segera ditangani, maka 12 rumah ini juga bisa terkena dampak longsor,'' katanya.

Mengenai kebijakan yang akan diambil Pemkab untuk membantu warga, Tri Komara menyatakan sudah menetapkan kondisi tanggap darurat bencana dan mengirimkan logistik berupa makanan kepada para pengungsi. ''Kita juga telah membuka posko pengungsian dan dapur umum,'' jelasnya.

Sementara mengenai kemungkinan dilakukannya relokasi,  Tri Komara mengatakan akan menunggu hasil kajian dari Badan Geologi. ''Kita sudah surati Badan Geologi untuk melakukan pengecekan kondisi tanah,'' katanya.

Menurutnya, bila dari hasil kajian direkomendasikan untuk direlokasi ke tempat yang aman, maka pemkab Cilacap akan melaksanakan rekomendasi tersebut. ''Untuk sementara, kami minta warga yang tinggal di lokasi tanah bergerak dan juga di rumah-rumah yang terancam longsor agar mengungsi lebih dulu. Terutama bila dalam kondisi hujan,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement