REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Armada Transjakarta rute Stasiun Bekasi-Pulogebang yang beroperasi sejak 28 Desember 2016 menuai protes dari sopir angkutan kota (angkot) K01 jurusan Bekasi-Pulogadung lantaran jalurnya bersinggungan. Kendati demikian, PT Transjakarta menyatakan operasional armada untuk rute ini tetap berjalan normal.
"Operasional PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) rute Pulogebang-Bekasi merupakan implementasi atas instruksi Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)," Humas PT Transjakarta, Wibowo, kepada Republika, Ahad (22/1).
Transjakarta rute Pulogebang-Bekasi tetap melayani penumpang. Karena rute Pulogebang-Bekasi adalah instruksi Kementerian Perhubungan dan Dishub DKI Jakarta, lanjut Wibowo, Transjakarta sudah mengikuti aturan.
Hingga saat ini, belum ada perubahan kebijakan atau informasi lebih lanjut menanggapi tuntutan para sopir angkot K01. "Sementara belum ada perubahan kebijakan, maka kami akan tetap beroperasi melayani rute Pulogebang-Bekasi seperti biasa," ujar Wibowo.
Sekretaris Paguyuban KP2AK Angkot K01, P Samosir (43 tahun) mengatakan para pengusaha dan sopir angkot K01 menuntut operasional Transjakarta yang jalurnya bersinggungan dengan trayek mereka dihentikan. Beroperasinya Transjakarta rute Bekasi-Pulogebang dinilai mengancam pendapatan para sopir angkot.
Persinggungan kedua angkutan ini mulai dari Jalan Baru sampai Stasiun Bekasi. "Sekarang jadi banyak yang naik Transjakarta. Di samping itu kan, ongkos Transjakarta lebih murah. Angkot K01 dari Jalan Baru sampai ke Stasiun Bekasi Rp 5000, kalau naik Transjakarta cuma Rp 3500," ujar Samosir.
Jumlah angkutan K01 yang sekarang beroperasi ada sekitar 90-100 unit. Jika satu angkot terdiri atas dua pengemudi, artinya ada 200 sopir angkot yang terdampak mata pencahariannya. Lanjut Samosir, Dinas Perhubungan Kota Bekasi sebelumnya juga sudah pernah melayangkan surat ke Kementerian Perhubungan untuk mengkaji ulang rute tersebut karena banyak bersinggungan dengan armada yang sudah ada.
Sopir K01 Heri (54) menambahkan, keberadaan Transjakarta rute Pulogebang-Bekasi memang sangat mempengaruhi pendapatan sopir K01. Penumpang di Stasiun Bekasi beralih ke Transjakarta. "Untuk K01 sewa sudah susah tanpa harus ditambah bus Transjakarta. (Penumpang) Andalannya itu dari Stasiun Bekasi. Waktu belum ada Transjakarta masih stabil," kata dia.