Senin 16 Jan 2017 19:43 WIB

Indonesia Desak APPF Perhatikan Rohingya

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Esthi Maharani
Fadli Zon
Foto: Mas Amil Huda
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, NADI -- Delegasi Indonesia mendesak parlemen di kawasan Asia Pasifik terlibat aktif menyelesaikan persoalan etnis Rohingya. Keterlibatan parlemen di masing-masing negara diyakini akan membantu penyelesaian krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar tersebut.

Pesan itu disampaikan Ketua Delegasi Parlemen Indonesia, Fadli Zon dalam sidang tahunan Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke-25 di Nadi, Fiji. Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik harus diwujudkan melalui kerjasama yang kuat antarnegara.

“Ini bagian dari tantangan yang harus dihadapi secara bersama-sama oleh negara-negara di Asia Pasifik, termasuk parlemen, karena parlemen mewakili rakyat,” kata dia di Nadi, Senin (16/1).

Menurutnya, parlemen dapat mendorong dan membina persahabatan di tengah hubungan bilateral antarnegara di wilayah Asia Pasifik. Dalam hal ini, kata dia, APPF bisa menjembatani serta mengukuhkan pembicaraan dan mengatasi adanya hal-hal yang belum selesai dalam hubungan bilateral antarnegara dalam suatu wilayah.

Fadli menyatakan, Indonesia menyambut baik atas pembentukan Komisi Penasihat Negara Bagian (provinsi) Rakhine oleh Pemerintah Myanmar dan Yayasan Kofi Annan yang diketuai mantan sekretaris jenderal PBB Kofi Annan. Komisi penasihat ini bertugas untuk melakukan pengkajian dan membuat rekomendasi untuk mencegah konflik, pendampingan kemanusiaan, HAM dan rekonsiliasi, pembangunan dan promosi institusi pengembangan Negara Bagian Rakhine.

“Kita percaya bahwa krisis kemanusiaan seharusnya dapat diselesaikan dengan cepat dan berhasil. Untuk melancarkan proses ini, kami menyambut baik keterlibatan yang bersifat konstruktif dari para pemangku kepentingan,” ujar dia.

Politikus Partai Gerindra ini juga mendorong parlemen negara Asia Pasifik berperan aktif menyelesaikan sejumlah persoalan lain yang terjadi. Dia mencontohkan, ketegangan di wilayah Asia Pasifik meningkat ketika pihak militer terlibat dalam proxy war di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan.

Untuk mencari solusi yang damai, lanjut Fadli, Indonesia ingin mengajak semua pihak untuk menghentikan upaya-upaya yang bisa meningkatkan ketegangan. Semua pihak harus menahan diri dalam melakukan tindakan ataupun kehadiran militer dalam bentuk apapun.

“Saya yakin bahwa dengan kepercayaan yang lebih besar, kita bisa membawa perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Pasifik,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement