Senin 16 Jan 2017 17:31 WIB

Harga Cabai di Lebak Mulai Turun

Red: Ilham
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian (ilustrasi).
Foto: Antara
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Harga cabai merah keriting di Kabupaten Lebak, Banten, sejak dua hari terakhir ini menurun dari Rp 120 ribu menjadi Rp 93 ribu per kilogram. "Menurunnya harga cabai itu pascaoperasi pasar cabai yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Orok Sukmana, Senin (16/1).

Pelaksanaan operasi pasar (OP) berdampak positif karena harga cabai di pasaran mulai turun. Meskipun penurunan harga itu tidak signifikan, tetapi setidaknya bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat.

Saat ini, harga cabai merah keriting dijual Rp 93 ribu /kg, cabai merah besar Rp 40 ribu dan cabai rawit Rp 69 ribu /kg.

Sebelumnya harga cabai merah keriting melonjak hingga menembus Rp 120.000/kg. "Kami berharap harga cabai kembali normal sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat," katanya.

Menurut dia, diperkirakan produksi cabai dari petani Kabupaten Lebak pada Januari 2017 meningkat karena curah hujan mulai berkurang. Saat ini, produksi cabai mulai dipasok ke sejumlah pasar tradisional dari sentra penghasil cabai dari Kecamatan Cibeber, Banjarsari, Malingping dan Cigemblong.

Kemungkinan produksi cabai meningkat dibandingkan Desember 2016. Pada Desember, produksi hanya 103 ton dan tidak terpenuhi permintaan pasar dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 141 ton dari penduduk 1,2 juta jiwa.

"Kami berharap panennya cabai di Lebak bisa memenuhi ketersediaan cabai," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya akan menyalurkan bantuan benih cabai kepada masyarakat. Ini untuk mendukung gerakan penanaman cabai di pekarangan rumah. "Kami akan menyalurkan bantuan tanaman cabai sebanyak 10 ribu bibit," katanya.

Ia mengataka, pihaknya juga akan memberdayakan penyuluh desa yang tersebar pada 340 desa di 28 kecamatan agar menggalakkan budidaya tanaman cabai. Pembudidayaan tanaman itu dapat dibantu melalui Dana Alokasi Desa (ADD), diyakini secara bertahap mampu memenuhi ketersedian cabai sekaligus peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement