REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Setelah beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank BJB menggelar program Jawa Barat Peduli untuk warga terdampak gempa di Aceh, kali ini program Jawa Barat Peduli kembali digelar untuk warga terdampak banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Banjir bandang yang terjadi pada 21 Desember 2016 lalu di Bima telah berdampak besar pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan data BPNP per 26 Desember 2016, tercatat 105.753 jiwa terpaksa mengungsi, ratusan rumah rusak berat dan rusak ringan, kerusakan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas pertanian, sarana ibadah dan fasilitas lainnya.
Untuk membantu warga terdampak banjir Bima, Pemprov Jawa Barat dan Bank BJB bersinergi dengan Rumah Zakat (RZ) mendistribusikan bantuan sarana dan prasarana untuk sekolah dan masjid. "Bantuan sarana dan prasarana sekolah ini diantaranya 150 unit perlengkapan sekolah, buku pelajaran, mainan edukasi, alat peraga edukasi, dan perlengkapan olah raga," ungkap Nur Efendi, CEO Rumah Zakat dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin 16/1)
Dikatakan Efendi, selain untuk sekolah, Pemprov Jawa Barat dan Bank BJB juga memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk 33 masjid di 33 kelurahan terdampak berupa pengecatan, karpet masjid, Al-Quran, mukena dan iqro.
"Bank BJB bersama Pemprov Jabar pun konsen memperhatikan kebutuhan logistik warga terdampak banjir yang saat ini belum bisa menjalani kehidupannya dengan normal. Karena itu kami memberikan bantuan logistik seperti perlengkapan memasak, selimut dan kasur," jelas Suartini, Direktur Komersial Bank BJB.
Bantuan logistik diberikan kepada 800 KK terdampak. Bantuan yang diberikan diantaranya kasur, alat alat dapur, hygiene kit, selimut, perlengkapan sekolah. "Program Jawa Barat Peduli adalah tanda kasih warga Jawa Barat untuk warga Bima. Kami berharap, warga Bima dapat segera kembali kepada kehidupan normal," ungkap Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat.