Senin 16 Jan 2017 13:02 WIB

Takutnya Warga Bima Melihat Awan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Winda Destiana Putri
Banjir susulan kembali melanda Kota Bima akibat hujan deras dan meluapnya sungai Padolo pada Jumat (13/1). Sejumlah warga mengungsi ke masjid.
Foto: Foto: Rangga Komunitas Babuju
Banjir susulan kembali melanda Kota Bima akibat hujan deras dan meluapnya sungai Padolo pada Jumat (13/1). Sejumlah warga mengungsi ke masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Banjir yang melanda Kota Bima akhir tahun lalu menyisakan trauma bagi warganya. Hal ini disampaikan Wali Kota Bima Qurais H Abidin saat menerima bantuan dari Pemprov Jabar, Senin (16/1).

Qurais menuturkan warganya masih trauma akan datangnya banjir lagi. Menurutnya, ketakutan tersebut terjadi saat ada awan yang dikhawatirkan bakal menimbulkan hujan besar dan mengakibatkan banjir. "Sekarang masyarakar melihat awan sudah takut. Jangan-jangan banjir lagi," kata Qurais.

Dalam penyerahan bantuan tersebut pun perwakilan warga juga hadir. Ia mengimbau warga untuk tidak takut dan tetap sabar dalam menghadapi musibah yang diberikan oleh Allah SWT.

Ia pun mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan sikap. Pasalnya, kata dia, bencana diturunkan untuk menjadikan manusia lebih baik. "Jangan takut, serahkan pada Allah. Sekarang kita melakukan perubahan sikap. Yang enggak pernah shalat jadi shalat. Jangan buang sampah lagi, yang ambil tanah negara kembalikan. Mari menata kali, saluran air kita," ujarnya.

Banjir bima yang terjadi pada 21 dan 23 Desember pun menjadi salah satu bencana besar di NTB. Kerugian yang diakibatkan ditraksir mencapai Rp 1 triliun. Masa tanggap darurat yang awalnya ditetapkan dua pekan ditambah lagi dua pekan hingga akan berakhir pada 19 Januari mendatang.

Baca juga: RZ Salurkan Alat Sekolah dan Alquran untuk Anak Korban Banjir Bima

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement