REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Banjir susulan kembali melanda Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (13/1). Sebelumnya, Kota Bima dilanda musibah banjir bandang pada Rabu (21/12) dan Jumat (23/12) akhir tahun lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, banjir diakibatkan intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah hulu dan juga meluapnya Sungai Padolo.
"Banjir telah merendam wilayah dan perkampungan sepanjang aliran sungai yaitu sebagian Kelurahan Dara, Kelurahan Paruga, Kelurahan Rontu, Kelurahan penaraga, dengan rata-rata keginggian kurang lebih 50 cm," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/1) malam.
Ia menyampaikan, sebagian warga sudah mulai mengungsi di masjid akibat banjir. Rum menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam banjir susulan ini. "Tidak ada korban jiwa, kondisi terkini hujan sudah reda," uungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik mengatakan, ada dua titik pengungsian yang disiapkan untuk malam ini. "Di Masjid Sultan Salahudin, Kelurahan Dara dan Masjid al Amin, Kelurahan Paruga," ungkapnya kepada Republika.co.id.
Ia menambahkan, Tim Tagana juga siap kembali mengoperasikan kembali dapur umum yang sudah ditutup sejak Rabu lalu. "Untuk dapur umum mulai Rabu memang sudah tutup, tapi kalau kondisi mengharuskan nanti harus membuka kembali dapur umum maka itu akan dilakukan, karena posisi anggota Tagana tetap siap," lanjutnya.
Penggagas komunitas Babuju di Bima, Julhaidin atau Rangga Babuju mengatakan, dua lokasi terdampak pada banjir kali ini meliputi dua wilayah di Kota Bima yakni Dara dan Paruga. "Hujan sudah reda, hanya awan masih gelap," singkatnya.