Jumat 13 Jan 2017 11:16 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Sleman Waspadai Ciri-Ciri Angin Kencang

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Dwi Murdaningsih
Angin kencang. Ilustrasi
Angin kencang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peristiwa angin kencang di Sleman sering kali menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau agar masyarakat mewaspadai ciri-ciri akan terjadinya angin kencang.

“Ciri-cirinya kalau ada awan gelap, hitam, dan tebal. Itu sangat berpotensi untuk terjadi angin kencang,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, I Nyoman Sukanta, Jumat (13/1). Oleh karena itu, jika ada ciri-ciri tersebut masyarakat harus berlindung di tempat yang aman.

Adapun kecepatan angin kencang yakni 25 knot atau 45 km per jam. Begitupula dengan angin putting beling. Namun perbedaannya, putting beliung memiliki pusat pusaran yang dipengaruhi oleh struktur geologi suatu daerah, sementara angin kencang biasa tidak.

Meski potensi kejadian angin kencang dapat diketahui, Sukanta menuturkan, peristiwa puting beliung malah sulit diperkirakan. Pasalnya puting beliung bersifat terlalu lokal dan terjadi sangat cepat. Sehingga kemunculannya sulit untuk diprediksi.

“Walaupun sulit diprediksi, ada satu hal yang pasti dari putting beliung, yaitu peristiwanya selalu berulang di lokasi yang sama,” ujar Sukanta. Pasalnya, sebagaimana jenis angin kencang lainnya, puting beliung memiliki jalur lintasan yang sudah pasti.

Karena itu, menurut Sukanta, pada dasarnya manusia tidak bisa bertindak berlawanan dengan alam. Justeru yang harus dilakukan adalah menyelaraskan diri dengan alam. Selain angin kencang, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspdai beberapa fenomena alam lain.

Di antaranya hujan lebat dan tinggi gelombang laut. Sukanta menuturkan, hingga tanggal 17 Januari, curah hujan di DIY diprediksi masih tinggi, yaitu antar 150 sampai 300 mm per pekan. Hujan lebat diperkirakan akan berlangsung hampir di seluruh wilayah DIY.

Sementara tinggi gelombang laut di perairan selatan Yogyakarta sepekan ke depan, diprediksi berkisar antara 1,25 sampai 2,5 meter. “Maka itu bagi masyarakat, terutama nelayan yang melaut diimbau untuk waspada,” kata Sukanta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement