Kamis 12 Jan 2017 19:05 WIB

Seluruh Sungai di Bima Sudah Bersih dari Sampah Banjir

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Banjir landa Kota Bima, Jumat (23/12).
Banjir landa Kota Bima, Jumat (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) bergerak cepat menghindari kembalinya bencana banjir di Kota dan Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menyelesaikan pembersihan sampah yang menumpuk di 15 sungai.

Berdasarkan siaran yang diterima Republika.co.id, Kamis (12/1), sampah-sampah tersebut terbawa akibat banjir bandang beberapa waktu lalu. Beberapa sungai yang telah bersih, yakni Sungai Melayu, Padolo, Salo, dan Jatiwangi.

"Pembersihan sungai di Bima sudah selesai. Penanganan dilanjutkan dengan normalisasi sungai, pemasangan bronjong dan pasangan batu," ujar Kepala BWS NT 1 Asdin Juliady. Prioritas dilakukan pada lokasi sungai yang melewati permukiman dan persawahan. Saat ini, penanganan tengah dilakukan di Sungai Padolo sepanjang 3 km.

Sebelumnya, ia mengatakan sampah menjadi salah satu penyebab meluapnya air sungai ke kota tersebut. Sampah menghambat laju air, terutama yang tersangkut di jembatan-jembatan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan eksavator amfibi dan saat ini aliran sungai sudah lancar kembali.

"Dengan kondisi curah hujan yang masih tinggi, lancarnya aliran sungai diharapan dapat menghindarkan terjadinya ancaman banjir," ujar dia.

Dalam melakukan normalisasi sungai terdapat beberapa kendala, seperti keberadaan rumah yang berada di bantaran sungai yang terkena pekerjaan normalisasi. Untuk itu, koordinasi telah bersama pemerintah daerah untuk penyelesaiannya.

Sementara itu, terkait suplai air bersih kepada para pengungsi, telah terpasang sebanyak 38 unit Hidran Umum (HU) di 16 kelurahan. Pengisian air bersih ke HU milik Pupera dilakukan oleh 5 mobil tangki air sebanyak 21 Rit. Mobil tangki air juga melakukan pengisian pada HU milik instansi lain dan secara langsung kepada masyarakat yang menggunakan ember, tabung galon, jerigen dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement