REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru kembali mendeteksi sembilan titik panas di Riau, Rabu (11/1) pagi. Titik panas mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebar di Provinsi Riau.
"Berdasarkan pencitraan satelit Aqua pukul 06.00 WIB hari ini, titik panas masih tersebar pada empat kabupaten di Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Rabu (11/1).
Dia menjelaskan secara keseluruhan pada Rabu pagi ini, satelit mendeteksi 16 titik panas di pulau Sumatera. Selain sembilan titik panas di Riau, titik panas lainnya juga tersebar di Sumatra Utara empat titik dan Sumatra Barat tiga titik. Di Riau, titik panas tersebar di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak dan Kepulauan Meranti. Di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, demikian Sugarin, masing-masing terpantau tiga titik panas.
Di Rokan Hilir, titik panas terdeteksi di Kecamatan Bagan Sinembah dan Tanah Putih. Sementara di Rokan Hulu, titik panas terdeteksi di Kecamatan Rokan Empat Koto dan Tembusan. Selanjutnya dua titik panas terpantau di Kabupaten Siak. Keduanya terpantau di Kecamatan Siak Sri Indra Pura.
Sementara satu titik panas lainnya terpantau di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti. Dari sembilan titik panas tersebut, empat di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
"Empat titik api terdeteksi di Rokan Hilir dua titik serta Rokan Hulu dan Siak masing-masing satu titik," jelasnya.
BMKG mulai mendeteksi munculnya titik-titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Riau selama tiga hari terakhir. Berdasarkan data BMKG, titik panas menyebar di Kabupaten Rokan Hilir, Siak, Pelalawan, Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.