REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) memfokuskan pada lima hal selama perpanjangan masa tanggap darurat banjir Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ada lima poin kegiatan utama selama perpanjangan masa tanggap darurat ini. Keseluruhan fokus pada pemulihan," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (10/1).
Pertama, ia menjabarkan, Kemensos mengoptimalisasi dapur umum dengan memusatkan pelayanan hanya di kantor Wali Kota Bima. Ia mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk memfokuskan dalam melayani pengungsi yang masih berada di pengungsian. Ia merinci, selama penanganan korban banjir Bima, tim Kemensos mengelola 15 dapur umum. Masing-masing, berada di kantor Wali Kota Bima dan Masjid Baru Bima di Kecamatan Tanjung.
Kedua, Harry melanjutkan, memastikan korban yang rumahnya rusak berat memperoleh jaminan hidup, peralatan rumah tangga, dan pembangunan rumah. Ia menyebut, total jaminan hidup yang telah diberikan Kemensos, yakni sebesar Rp 1,32 miliar. Masing-masing, senilai Rp 1,2 miliar kepada 1.335 jiwa di Kota Bima dan Rp 120,6 juta kepada 134 jiwa di Kabupaten Bima.
Ia merinci, korban banjir memperoleh Rp 900 ribu untuk masing-masing jiwa untuk tiga bulan. Sedangkan santunan korban telah disalurkan senilai Rp 85 juta. Rinciannya, santunan empat korban meninggal masing-masing Rp15 juta, serta santunan untuk 10 korban luka berat masing-masing Rp 2,5 juta.
Ketiga, Harry mengatakan, Kemensos melakukan assesment bagi masyarakat yang masing tinggal di pengungsian. Keempat, ia melanjutkan, optimalisasi gerakan kerelawanan sosial untuk bakti sosial pembersihan lingkungan rumah, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan fasilitas sosial. Kelima, melakukan rotasi anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dengan mengerahkan dari kabupaten terdekat dengan Kota Bima.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir besar yang terjadi di Kota Bima telah menyebabkan 105.758 jiwa terdampak di lima kecamatan (33 kelurahan). Sebanyak 104.378 jiwa terpaksa mengungsi. Lima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Rasanae Timur, Kecamatan Mpuda, Kecamatan Raba, Kecamatan Rasanae Barat, dan Kecamatan Asakota.
Sementara di Kabupaten Bima, dampak banjir menyebabkan 608 jiwa terdampak di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sape, Kecamatan Wawo, dan Kecamatan Ambalawi. Tercatat jumlah pengungsi di Kabupaten Bima mencapai 134 pengungsi.