REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menunda penerapan sistem one man one ticket (satu orang satu tiket) terhadap para pengguna busway di koridor I sampai XII. Penundaan itu dikarenakan belum siapnya para pelanggan Transjakarta untuk melaksanakan sistem baru tersebut.
Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono menuturkan, para pelanggan meminta kelonggaran waktu untuk pemberlakuan sistem satu orang satu tiket. Sebelumnya, sistem ini dijadwalkan akan mulai diterapkan pada 11 Januari ini.
“Transjakarta menerima aspirasi pelanggan yang masih membutuhkan waktu untuk melaksanakan sistem one man one ticket. Kami pun akhirnya memutuskan untuk menunda,” katanya di Jakarta, Selasa (10/1).
Budi menjelaskan, PT Transjakarta sebenarnya telah menyiapkan perangkat untuk memberlakukan sistem satu orang satu tiket. Dia pun mengklaim ketersediaan seluruh fasilitas itu mampu menunjang kemudahan bagi para pelanggan bus Transjakarta nantinya.
Menurut Budi, dengan penerapan sistem one man one ticket, PT Transjakarta bisa memperoleh data perjalanan para pengguna busway secara akurat. Di samping itu, pemberlakuan sistem itu juga bertujuan untuk menentukan pola perjalanan para pelanggan di tiap-tiap koridor yang ada. Dengan adanya data tersebut, kata dia, PT Transjakarta dapat melakukan penyesuaian rute atau infrastruktur busway agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal.
"Aturan one man one ticket ini mewajibkan setiap pelanggan Transjakarta memiliki kartu e-ticketing untuk menikmati fasilitas transportasi yang aman, nyaman, dan berkualitas," kata dia.
Terpisah, Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan, penerapan sistem satu orang satu tiket akan ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Menurut dia, kesiapan para pengguna busway sangat dibutuhkan untuk keberhasilan sistem tersebut nantinya. Saat ini, masih banyak pelanggan Transjakarta yang menggunakan satu kartu e-ticketing untuk keperluan perjalanan beberapa orang pengguna.