Ahad 08 Jan 2017 12:44 WIB

MAH Bandung Ingin Kampanye Anti-Hoax Disinergikan dengan Kurikulum

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berdialog dengan Masyarakat Anti-Hoax Indonesia Hoax Busters di Balai Kota Bandung, Selasa (3/1).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berdialog dengan Masyarakat Anti-Hoax Indonesia Hoax Busters di Balai Kota Bandung, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ‪BANDUNG -- Masyarakat Anti-Hoax (MAH) mendeklarasikan anti-hoax di car free day (CFD) Jalan Dago-Kota Bandung, Ahad (8/1). Menurut Media Officer sekaligus Dosen Komunikasi Unisba‬, Santi Indra Astuti, ke depan pihaknya ingin menyinergikan antara kurikulum di Perguruan Tinggi (PT) dengan kampanye antihoax ini.

Namun, karena di Fakultas Komunikasi sudah tak ada lagi istilah kuliah kerja nyata (KKN), maka hal tersebut bisa diintegrasikan dalam program pengabdian di masyarakat. "Kami ingin munculkan ini, salah satunya dengan mengajak mahasiswa untuk terlibat pada pengabdian masyarakat lewat pembekalan literasi digital," katanya.

Apalagi, kata dia, mahasiswa kebanyakan merupakan netizen sehingga bisa memanfaatkan aktivitas mereka di dunia maya sambil belajar mentransfer pengetahuan positif pada masyarakat agar aktif.‬ ‪"Sekolah juga jadi asaran strategis karena ada guru yang juga tak kebal pada hoax," katanya.

Dia memanfaatkan sekolah untuk hubungan siswa, guru, dan orang tua murid. Nantinya, akan dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama. "Nanti, kami akan uji coba literasi media dalam bentuk workshop sehari. Dasar-dasar literasi," katanya.

Saat ini pun, pihaknya masih menyusun model pengajarannya. Dia berharap, dengan adanya literasi media ini, masyarakat bisa memilik media yang kredibel dan tak mengakses penyalahgunaan informasi di media sosial. "Semua media sekarang disamaratakan, padahal banyak yang kredibel. Kami ingin memperkuat itu dengan memperkenalkan UU ITE," katanya.

Santi mengatakan, aksi deklarasi ini digelar, karena sebagian besar anggota MAH adalah anak muda netizen Bandung. Dengan kampanye anti-hoax diharapakan bisa menggugah netizen yang sehari-harinya berkaitan dengan dunia digital agar penyebaran counter attack-nya menjadi efektif.

‪"Kami ingin Bandung jadi branding. Kalau ada hoax untuk kota, maka bisa dapat bantu membatasi itu. Pak Emil saja pernah beberapa kali menjadi sasaran hoax, tapi karena punya follower 9 juta jadi ada counter-nya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement