Senin 12 Mar 2018 02:31 WIB

Bekasi Suarakan Perlawanan terhadap Hoaks

Pemkot Bekasi menyediakan sejumlah kanal klarifikasi hoaks guna antisipasi konflik.

Hoax. Ilustrasi
Foto: Indianatimes
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Warga dan Pemerintah Kota Bekasi menyuarakan perlawanan terhadap hoaks. Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Bekasi, Jawa Barat, menyediakan sejumlah kanal klarifikasi hoaks guna mengantisipasi potensi konflik di wilayah hukum setempat. 

“Masyarakat harus meneliti dan mencermati setiap berita atau informasi yang diterima. Karena saat ini banyak informasi yang diterima masyarakat, sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Kepala Diskominfosandi Kota Bekasi Titi Masrifahati di Bekasi, Ahad (11/3).

Menurut dia, pihaknya telah membuka nomor aduan 1500444 bagi masyarakat yang butuh mengklarifikasi langsung pemberitaan hoaks kepada Diskominfosandi. "Nomor ini bisa diakses siapa pun yang membutuhkan. Kami siapkan operator yang memiliki kemampuan untuk melacak akurasi sebuah pemberitaan," katanya.

Selain itu, Diskominfosandi Bekasi juga menggandeng komunitas Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Bekasi yang kini memiliki jejaring di 15 daerah di Indonesia. Masyarakat dipersilakan untuk meminta narasumber dari Mafindo Bekasi jika membutuhkan sosialisasi terkait dengan penggunaaan internet yang sehat, dan tips untuk mendeteksi berita hoaks.

Mafindo akan melakukan cek fakta dengan jurnalis dan media online, juga melakukan kegiatan edukasi literasi ke sekolah, pesantren, masjid, gereja, dan tempat publik lainnya. Dia berharap kolaborasi itu mampu meningkatkan kemampuan masyarakat mengenali berita bohong, dan turut menghentikan penyebaran kabar hoaks.

Titi menambahkan Diskominfosandi Bekasi juga telah meluncurkan aplikasi verifikasi informasi untuk smartphone Android, yaitu Hoax Buster Tools yang bisa diunduh secara gratis dari Playstore. Aplikasi ini bisa digunakan untuk mencari tahu berita itu benar atau bohong, ataupun mencari berita yang bebas dari hoaks.

Ia menyebutkan beberapa ciri informasi hoaks yang tersebar di media sosial, seperti terdapat tanda seru dan ada ajakan untuk segera diviralkan. Informasinya juga biasanya dilebih-lebihkan. Informasi hoaks yang tersebar di media sosial biasanya menyasar tiga hal, yakni isu SARA, politik, dan kesehatan.

"Itu berdasarkan hasil dari pantauan kami. Tiga hal itu yang sering kali menjadi sasaran hoaks," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement