Sabtu 07 Jan 2017 06:32 WIB

Kasus DBD di Solo Meningkat Tajam

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Solo mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan Kota Solo mencatat sepanjang 2016 terdapat sebanyak 751 kasus DBD. Sebanyak 15 penderitanya meninggal dunia. Jumlah itu melonjak tajam dibanding 2015 yakni sebanyak 471 kasus, dimana sebanyak 9 orang penderitanya meninggal dunia.

"Memang trennya terus meningkat bahkan tahun lalu (pada 2016) itu menjadi rekor, kasusnya banyak," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Solo, Purwanti di Balai Kota Solo pada Jumat (6/1).

Dari banyaknya kasus DBD yang menyerang warga Solo, kata dia, lebih dari setengah penderitanya merupakan anak-anak. Sementara temuan terbanyak kasus DBD berdasarkan wilayah, kata dia terdapat di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres dan Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari.

Dia mengatakan sebagai upaya untuk menekan kasus DBD tersebut Pemkot berupaya melakukan pencegahan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk. Kendati demikian, menurutnya meningkatnya kasus DBD tak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperan serta menjaga lingkungan dan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

"Kami sudah melakukan gerakan satu rumah satu jemantik, dimana tiap anggota keluarga diharapkan dapat memantau jentik nyamuk di sekitar lingkungannya. Untuk selanjutya dilakukan pengecekan oleh kader kami di tiap tingkat RT," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement