REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat ditolak warga saat kampanye blusukan di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (6/1). Lima orang warga yang sedang asik duduk di pos siskamling tiba-tiba meneriaki Djarot.
"Tolak Ahok! Tolak penista agama!" teriak mereka.
Di depan pos juga dibentangkan spanduk penolakan yang terkait dengan kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Melihat penolakan tersebut, Djarot langsung menghampiri lima warga tersebut untuk berdialog. Namun, lima warga tersebut menolak untuk berdialog. "Sudah lewat saja. Jangan berhenti di sini," ujar salah satu orang di dalam pos kamling.
Saat penolakan, sempat pula terjadi adu mulut antara relawan dan warga yang menolak Djarot. Namun, adu mulut itu tak berlangsung lama, karena aparat kepolisian segera turun tangan untuk menenangkan.
Pada hari yang sama, Ahok juga mengalami penolakan saat blusukan di Jalan Turi RT 11, RW 3, Lenteng Agung, Jagakarsa. Pejawat tersebut ditolak oleh dua orang yang merupakan warga setempat. Salah satu dari pria yang diketahui bernama Nahwan Hadi membawa bendera berwarna hijau kuning yang bertuliskan "Forum Warga Lenteng Agung".
Menurut pengakuan Nahwan, ia ingin menanyakan langsung kepada Ahok terkait program yang ditawarkan Ahok. Namun, belum sempat menemui Ahok secara langsung, Nahwan langsung digiring oleh Polisi untuk menjauh. Tak terima dengan perlakuan polisi, adu mulut pun terjadi. Bahkan, para pendukung dan relawan Ahok pun ikut meneriaki Nahwan bersama satu pria temannya.
"Kenapa saya harus ditarik-tarik begini. Saya hanya menanyakan program. Saya juga warga sini, mau nanya program, kami dari forum warga Lenteng Agung, "ujar Nahwan.
Nahwan bersama temannya diamankan oleh Kepolisian dan dibawa ke Polsek Jagakarsa untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sementara Ahok masih asik menyapa warga saat ada penolakan, dia pun seperti tak peduli ketika polisi tengah mengamankan dua pria itu.