REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menjadikan program penyelesaian kemacetan sebagai salah satu prioritas. Menurut Sekretaris Tim Pertimbangan Kebijakan Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi, sejak tahun pertama menjabat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudang mengetahui macet menjadi salah satu masalah yang harus diatasi.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung membuat berbagai program untuk mengatasi kemacetan. Salah satunya, memperkuat public transportation dengan Trans Metro Bandung (TMB).
"Pemkot Bandung juga akan membangun tiga lagi flyover. Ini, menjadi solusi tepat karena kontruksi bisa selesai tujuh bulan dengan anggaran Rp 40 miliar," ujar Arfi, kepada wartawan di acara konferensi pers hasil survei Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengabdian Masyarakat (PPKPPM) LPPM Universitas Kebangsaan (UNIK) Kampus UNIK, Kamis (5/1).
Menurut Arfi, nanti akan ada tiga lagi flyover di Kota Bandung untuk mengatasi kemacetan. Namun, lokasi pasti ketiga flyover itu masih dalam kajian. Untuk angkutan kota, Pemkot masih akan terus mempertahankan. Namun, akan dilakukan re-ruting untuk angkot. "Tulang punggung transportasi di Kota Bandung, akan kami arahkan ke bus," katanya.
Pada 2017 ini, kata dia, Pemkot Bandung akan melelang TMB. Namun, jumlah TMB nya belum tahu ada berapa karena anggarannya belum disyahkan. "Kami akan memperbanyak bus dan menatan parkir," katanya.
Karena, kata dia, kalau membandingkan pertumbuhan jalan dan kendaraan tak seimbang. Yakni, pertumbuhan jalan hanya 1,2 persen saja sementara pertumbuhan kendaraan sekitar 9,3 persen.
"Jadi porsinya ingin di public transport. Parking in the street, ke depan akan dibuat mahal jadi orang memilih tak bawa mobil karena mahal," katanya.
Untuk gedung parkir, kata dia, pemkot akan membangun di Jalan Gelap Nyawang. Nantinya, gedung ini bisa menampung masyarakat yang akan ke ITB, Kebun Binatang, Balubur, dan sekitarnya.