Rabu 04 Jan 2017 11:48 WIB

Polri Kejar Orang di Balik Penulis Buku Jokowi Undercover

Rep: Mabruroh/ Red: Angga Indrawan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menunjukkan buku
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menunjukkan buku "Jokowi Undercover" usai memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menahan penulis buku Jokowi Undercover di tahanan Polda Metro Jaya sejak Jumat (30/12) lalu. Namun, saat ini Polri masih mengejar siapa aktor di balik penulis tersebut yang menyebutkan Jokowi keturunan PKI.

"Kita akan dalami siapa yang menggerakkan, siapa yang mengajari dia," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/1).

Tito beranggapan bahwa Bambang Tri yang sudah menjadi tersangka ini kemampuan menulisnya masih berantakan. Bahkan dapat dikatakan Bambang Tri tidak memiliki kemampuan sistematika penulisan setingkat sarjana, seperti halnya penulisan skripsi.

Oleh karena itu, Tito yakin bahwa ada orang lain yang menggerakkan Bambang yang hanya lulusan SMA harus menulis buku tersebut. Tito pastikan penyidiknya akan menelusuri dan mengejar aktor tersebut.

"Kemampuan menulisnya berantakan, tidak mengikuti sistematika pelajaran-pelajaran terdidik, sekelas skripsi saja tidak. Oleh karena itu, kami akan lihat siapa di belakang dia. Kami akan usut," ujar Tito.

Tito sedikit memparkan bahwa dalam penulisan harusnya ada metodologi. Misalnya, data pendukung yang menyatakan bahwa Jokowi keturunan PKI seperti yang disebutkan dalam buku Jokowi Undercover.

"Data pendukung, contoh mengatakan bahwa, maaf, Bapak Jokowi ini keturunan dari A (buku: keturunan PKI), kami tanya punya data pendukung data primer enggak? Artinya, dokumen, akta lahir, atau sumber pertama orang yang mengetahui, (ini) tidak ada," katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, menurut Tito, jika memang tidak ditemukan data penelitian yang digunakan Bambang sebelum menulis, artinya dia tahu dari orang lain. Atau bisa saja mendapatkan dari satu buku yang dijadikan referensi sebelum menulis, meskipun itu tidak juga ditemukan penyidik.

"Berarti yang ketiga menganalisis sendiri, jadi menganalisis sendiri berdasarkan foto dihitung-hitung sendiri panjangnya apa namanya itu alisnya, segala macam dia punya enggak keahlian itu? Dia saja tidak lulus S1 hanya lulus SMA," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement