REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merinci terdapat 221 kabupaten/kota potensial rawan gempa.
Dirjen Dikdasmen Kemndikbud, Hamid Muhammad menjelaskan, Kemdikbud menjalin kerja sama dengan World Bank dan Unicef untuk memetakan daerah rawan gempa sejak 2011. Ia menyebut, dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia, terdapat 400-an daerah yang rawan gempa.
"Ditetapkan dan disarankan, ada 221 kabupaten/kota yang sangat potensial terkena gempa sepanjang tahun," kata Hamid di kantor Kemdikbud, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia merinci, daerah-daerah tersebut seperti, Aceh, Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Sulawesi seluruhnya. Ia mengatakan, data daerah rawan gempa merupakan hasil kerja sama dengan BMKG. Namun, ia tidak merinci ihwal berapa sekolah yang berada di 221 kabupaten/kota tersebut.
"Datanya memang kerja sama dengan BMKG, jadi direkam setiap tahun daerah mana saja yang paling banyak mendapatkan gempa," ujar Hamid.
Ia mengklaim, selama lima tahun terakhir, Kemdikbud telah mengupayakan membangun sejumlah sekolah tahan gempa yang juga dapat menjadi lokasi pengungsian. Namun, ia tidak merinci sudah ada berapa sekolah yang dipastikan tahan gempa. Hamid mengatakan, sekolah-sekolah yang dipastikan seluruhnya sudah tahan gempa berada di Simeulu, Aceh Barat.
Ia tidak menampik, pembangunan sekolah tahan gempa menelan biaya 1,5 kali lipat dari biaya normal pembangunan sekolah. Namun, ia menyebut pembangunan sekolah tahan gempa merupakan investasi jangaka panjang di dunia pendidikan. Namun, Hamid mengatakan, Kemdikbud belum mempunya peta sekolah yang berada di daerah rawan terdampak bencana longsor atau banjir.