Senin 02 Jan 2017 19:48 WIB

Pedagang Satai Maranggi Wanayasa Raup Untung

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Ani Nursalikah
Didi Rosidi (63 tahun) pedagang satai maranggi Situ Wanayasa, sedang membakar satai, Senin (2/1).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Didi Rosidi (63 tahun) pedagang satai maranggi Situ Wanayasa, sedang membakar satai, Senin (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pedagang Satai Maranggi Situ Wanayasa meraup untung saat libur tahun baru 2017. Ribuan pelancong melintasi kawasan tersebut sejak Jumat (30/12) hingga Senin (2/1).

Para pelancong itu, singgah untuk beristirahat sekaligus menikmati kuliner khas dengan bahan baku daging tersebut. Didi Rosidi (63 tahun), salah seorang pedagang Satai Maranggi Situ Wanayasa, mengatakan ramainya pelancong melintasi kawasan ini sejak empat hari terakhir.

Puncaknya, terjadi pada Ahad (1/1). Saat puncak liburan itu, satai marangginya tersebut ludes terjual hingga 1.500 tusuk. "Alhamdulillah, berkah musim liburan," ujar Didi, kepada Republika.co.id, Senin (2/1).

Didi menyebutkan, satainya tersebut tergolong murah. Sebab, harganya hanya Rp 2.000 per tusuk. Per tusuknya terdiri dari dua iris daging sapi dan dua iris gajih.

Selain satai, Didi juga menyediakan dua pilihan karbohidrat sebagai menu utama, yaitu, nasi timbel yang harganya Rp 5.000 dan juga ketan bakar harganya Rp 3.000 per potong.

Jadi, para pelancong bisa mengisi perut dengan sajian makanan yang murah meriah sebab, per porsinya antara Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu per orang. Tak hanya itu, pelancong juga bisa menikmati kopi atau air teh.

"Untuk hari ini, baru 400 tusuk yang sudah terjual," ujar kakek empat cucu dan satu cicit ini.

Didi menuturkan, saat ini pedagang satai maranggi di kawasan objek wisata alam ini sekitar 50 orang. Jadi, pelancong bisa memilih sesuai selera dan sesuai dengan isi dompet. Bila anda melintasi kawasan Situ Wanayasa ini, jangan lupa mampir dan nikmati lezatnya satai maranggi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement