Senin 02 Jan 2017 18:42 WIB

Kesaksian Menteri Agama Terhadap Damanhuri Zuhri

Rep: Amri Amrulah/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama saat melayat wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, Senin (2/1).
Foto: Republika/Amin Madani
Menteri Agama saat melayat wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, Senin (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PARUNG -- Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin Zuhri ikut hadir melayat dan shalat jenazah di kediaman jurnalis senior Republika almarhum Damanhuri Zuhri di Parung, Bogor. Menag Lukman mengatakan ia bersaksi bahwa almarhum adalah jurnalis muslim yang baik dan profesional selama hidup dan karirnya sebagai wartawan.

"Saya bersaksi beliau adalah orang yang baik, jurnalis yang baik dan profesional," kata Menag Lukman sesaat setelah menyolatkan jenazah almarhum di masjid dekat kediamannya, Senin (2/1).

Lukman mengatakan perkenalannya dengan almarhum sudah cukup lama, sejak masih menjadi santri di Pondok Pesantren Gontor. Saat itu ia lebih junior dari almarhum yang terpaut satu tahun. "Almarhum adalah senior saya satu tahun di Gontor," kata dia.

Perkenalan Menag Lukman dengam almarhum pun semakin intens setelah karena keduanya santri Gontor yang sama berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Hubungan almarhum Damanhuri Zuhri dengan Menag Lukman semakin akrab ketika almarhum berkarir sebagai jurnalis dan memberitakan banyak kegiatan dan  pernyataan Menag dalam berita.

 "Selama interaksi saya dengan almarhum, ia sangat baik dan banyak membantu ide dan pemikiran saya kepada masyarakat luas melalui Republika," ujarnya. 

Selama Lukman menjadi Menag itu, ia merasa bahwa kerja kerja jurnalistik almarhum sangat baik dan profesional. Karena itu, bagi Menag Lukman, kepulangan almarhum ini bukan hanya memberi rasa kehilangan yang mendalam bagi keluarga dan Republika, tapi juga ia secara pribadi sebagai sosok kakak satu angkatan selama di Gontor dan interaksi dengan almarhum.

Kedekatan almarhum Damanhuri Zuhri dengan Menag Lukman terlihat ketika tim Republika ditugaskan mewawancarai Menag Lukman untuk tausyiyah Ramadhan. Jadwal Menag yang padat di sekretariat saat itu, akhirnya bisa diluangkan waktu panjang hanya untuk Republika karena komunikasi almarhum, dan rasa hormat  Menag Lukman dengan almarhum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement