Senin 02 Jan 2017 12:34 WIB

Roda Perekonomian di Bima Kembali Bergerak

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Angga Indrawan
Dua petugas PLN Area Bima mengecek suhu trafo gardu induk Bima yang sempat terkena banjir di Kelurahan Raba Dompu, Kota Bima, NTB, Senin (26/12).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Dua petugas PLN Area Bima mengecek suhu trafo gardu induk Bima yang sempat terkena banjir di Kelurahan Raba Dompu, Kota Bima, NTB, Senin (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kondisi Kota Bima pascabanjir bandang perlahan terus menunjukkan perbaikan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muhammad Rum menyampaikan, roda perekonomian di Kota Bima mulai bergerak dengan adanya pasar yang telah beroperasi 100 persen.

Kemudian, toko-toko, hingga warung makan juga mulai beroperasi kembali meski belum seluruhnya. Untuk jaringan listrik pun sudah kembali normal dengan daya listrik mencapai 99 persen serta sinyal telekomunikasi yang kembali pulih sekitar 90 persen.

Dia menambahkan, perkembangan pembersihan dari sisa sampah banjir sudah mencapai 40 persen dan ditargetkan terus meningkat hingga berakhirnya status tanggap darurat pada Kamis (5/1). Upaya tim gabungan untuk mempercepat pembersihan salah satunya dengan

menambah 3 wheel loader dari balai jalan dan TNI. Pembersihan juga dilakukan di sekolah-sekolah yang terdampak banjir.

"(Untuk) pendidikan Insya Allah sudah mulai bersih 90 persen dan anak-anak akan sekolah dengan pakaian yang ada, walaupun tidak seragam," ujarnya, Senin (2/1).

Sedangkan, layanan kesehatan, sebanyak enam Puskesmas sudah bisa beroperasi dan dua lainnya masih dalam tahap pembersihan. Dia mencontohkan RS Muhammadiyah yang sudah beroperasi sejak 27 Desember 2016 dan menerima pasien sekitar 40 hingga 60 orang setiap harinya.

"Saat ini ada 3 orang rawat inap karena diare," ungkapnya.

Proses perbaikan infrastruktur juga terus dikebut. Salah satunya, Jembatan Kodo yang terputus akibat banjir bandang. Rum menyebutkan, pembangunan jalan darurat di sebelah Jembatan Kodo sudah mencapai 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement