REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menergetkan tercetaknya 80 ribu lahan sawah baru pada 2017. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan produksi padi di Jawa Barat semakin berkurang tiap tahunnya sejak 2013 hingga 2016.
Berdasarkan data Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 Jawa Barat memproduksi 12,08 juta ton padi dan berkurang pada 2014 menjadi 11,64 juta ton. Kondisi yang sama juga terjadi pada 2015 turun menjadi 11,37 juta ton hingga 2016 menjadi 10,84 juta ton.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan kondisi demikian terjadi karena alih fungsi lahan yang semakin tinggi. Lahan pertanian semakin menyempit sehingga hasil panen berkurang signifikan.
"Industri kita memakan lahan pertanian," kata Deddy usai Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan di Gedung Sate, Kamis (29/12).
Oleh karena itu, mengantisipasi menurunnya produksi padi pemprov dikatakannya menargetkan pencetakan lahan sawah baru ke depannya. Ditargetkan 80 ribu hektar sawah baru bisa dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan Jawa Barat.
Wagub menyebutkan Jabar Selatan akan menjadi prioritas pencetakan sawah baru. Sesuai dengan peraturan daerah tentang pengembangan wilayah metropolitan yang telah dikeluarkan.
"Dalam perda kita tentang wilayah pengembangan dan wilayah metropolitan, Jabar Selatan akan menjadi agrobisnis," ujarnya.
Meski demikian, pengembangan sawah baru ini juga akan mengalami kendala. Banyaknya saluran irigasi yang rusak juga harus diantisipasi terlebih dahulu baik oleh pemprov juga pemda setempat. Oleh karena itu, kata dia, tahun 2017 pembenahan saluran irigasi akan menjadi fokus. Dalam rangka menjalankan perda pengembangan wilayah yang ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Barat di bidang ketahanan pangan.