REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) memperkirakan sekitar 6.000 pelajar terdampak banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 39 sekolah di Kota Bima dan lima di Kabupaten Bima terdampak langsung banjr bandang.
"Siswa yang terdampak diperkirakan sekitar 6.000 siswa," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam pesan singkat yang diterima Republika, Kamis (29/12).
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Wakil Ketua DPD RI Muh Farouk serta pemerintah daerah, akan dilakukan sejumlah penanganan sekolah. "Hari ini, pembersihan lumpur di sekolah sekolah akan diintensifkan, dibantu oleh personel TNI," ujar dia.
Muhadjir merinci, kebutuhan mendesak para pelajar, yakni seragam dan peralatan sekolah. Namun, sebagian besar anggaran akan ditangani oleh BNPB. Ia beralasan, alokasi anggaran Kemdikbud untuk penanganan banjir Bima tidak mencukupi. "Jumlahnya tidak memadai karena keterbatasan dana," jelasnya.
Kemudian, ia melanjutkan, untuk kebutuhan sarana laboratorium komputer dan kerja praktik akan ditangani oleh Kemdikbud dengan anggaran 2017. Ia menargetkan, penanganan sekolah pascabanjir akan selesai pada pertengahan Januari 2017.