Kamis 29 Dec 2016 05:38 WIB

Polri Akui Ada Hambatan Menangkap Bahrun Naim

Rep: Fuji EP/ Red: Angga Indrawan
Bahrun Naim
Foto: JAK TV
Bahrun Naim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengakui ada hambatan untuk menangkap teroris asal Indonesia, Bahrun Naim. Kendati demikian, Polri tetap mengintensifkan pencarian dengan melakukan bekerjasama dengan negara-negara terkait. 

"Kendala yang jelas apabila seseorang yang menjadi target kita berada di luar negeri, maka petugas yang melakukan penangkapan itu tidak mungkin dilakukan oleh petugas kita," kata Boy, Rabu (28/12).

Ia menerangkan, yang harus dipahami, di masing-masing negara memiliki kedaulatan hukum sendiri-sendiri. Sehingga, Polri lebih mengandalkan kepada kerja sama antara negara. Baik melalui jalur interpol maupun antarpemerintah.

Menurutnya, negara Suriah dan Irak saat ini sedang berkonsentrasi untuk mengatasi ISIS. Kondisi tersebut menjadi kendala besar karena akan menyulitkan jika Polri meminta bantuan untuk melakukan penangkapan Bahrun Naim di negara yang sedang bergejolak seperti Suriah dan Irak.

Dikatakan dia, meski demikian pihaknya masih melakukan kerja sama dengan negara-negara terkait untuk mempelajari jaringan komunikasi yang mereka lakukan dengan sel-selnya. Upaya tersebut diintensifkan di tempat yang dicurigai sebagai persembunyian Bahrun Naim.

"Keberadaannya yang kami duga berada di Suriah dan Irak," ujarnya.

Boy mengaku, Polri juga sudah bekerja sama dengan jaringan kerja sama Internasional. Selain itu, pihaknya juga dibantu Kementerian Luar Negeri RI. Dengan upaya tersebut, Polri berharap suatu saat dapat dilakukan penangkapan terhadap Bahrun Naim dengan bantuan dari otoritas setempat. 

Dijelaskan dia, Polri menyadari kondisi keamanan di negara-negara tersebut sedang terjadi pergolakan. Sehingga, kerjasama dengan negara-negara terkait tidak mudah. "Tapi yang jelas bagaimana mereka berkomunikasi dengan anak-anak Indonesia termasuk yang kembali dari sana terus kita pantau," jelasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement