Rabu 28 Dec 2016 08:51 WIB

BNPB: Dampak Ekonomi Banjir Bima Capai Rp 1 Triliun

Rep: Amri Amrullah/ Red: Angga Indrawan
Sepasang suami istri mencari barangnya yang masih bisa dipakai pasca banjir bandang susulan di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Sabtu (24/12).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sepasang suami istri mencari barangnya yang masih bisa dipakai pasca banjir bandang susulan di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Sabtu (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, terus berada di lokasi bencana di Kota Bima untuk  mengkoordinasi penanganan bencana. Ia memastikan potensi nasional terus memperkuat Pemda dalam penanganan bencana. Kerugian banjir di Bima berdampak kerugian ekonomi lebih dari Rp 1 triliun.

"Sesuai perintah Bapak Presiden RI agar semua kebutuhan masyarakat dipenuhi dengan cepat. Fasilitas publik harus segera berfungsi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir juga harus dipercepat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan banjir lebih dari Rp 1 triliun," kata dia dalam keterangan tertulis BNPB, Rabu (28/12).

Untuk itu, lanjutnya, pemulihannya harus dilakukan bersama kementerian, lembaga, pemda, dunia usaha dan partisipasi masyarakat. Hari ini Rabu (28/12) Wakil Presiden Jusuf Kalla akan berkunjung ke lokasi bencana di Bima.  "Akan saya laporkan semua kemajuan penanganan serta upaya ke depan," ujar Willem Rampangilei.

Bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan. Stok logistik mencukupi hingga 7 hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Bulan Januari adalah puncak musim penghujan. Jadi potensi banjir masih tetap ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement