Selasa 27 Dec 2016 21:09 WIB

Pembersihan Pascabanjir Terus Dilakukan di Bima

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Yudha Manggala P Putra
Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12).
Foto: Republika/M. Nursyamsyi
Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bernardus Wisnu, mengatakan tim penanganan banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus membersihkan sisa -sisa kerusakan akibat banjir bandang pada 21 Desember lalu. Pendataan kerusakan bangunan rumah, tempat ibadah, sekolah dan sarana umum lain terus berlanjut.

Menurut Wisnu, tim saat ini sedang mempersiapkan kembali bangunan sekolah yang sempat terendam banjir. Sekolah-sekolah tersebut harus siap digunakan sebelum siswa kembali masuk pada awal Januari mendatang.

"Fokusnya menyiapkan sekolah agar saat jadwal masuk kembali, siswa tidak  bisa langsung belajar seperti biasa," ujar Wisnu ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (27/12).

Sementara itu, sebagian warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa banjir di tempat tinggal masing-masing. Beberapa kerusakan lain, seperti kondisi gardu listrik masih butuh perbaikan sehingga penerangan di Bima dan sekitarnya belum maksimal.

"Ada 12 gardu listrik yang perbaikannya masih berlangsung hingga empat sampai lima hari mendatang. Untuk menunjang penerangan, kami sudah menyiagakan 50 unit genset," lanjut Wisnu.

Hingga saat ini, pendataan kerusakan material akibat banjir di Bima dan sekitarnya masih terus berlangsung. Ke depannya, pemerintah juga berencana menyiapkan kajian tata ruang dan rencana normalisasi sungai di kawasan itu.

Berdasarkan data yang dihimpun BNPB hingga Selasa, terdapat  105.753 jiwa yang terdampak banjir bandang di Bima. Saat ini masih ada 8.491 orang mengungsi di 30 titik pengungsian.

Adapun kerusakan material menimpa fasilitas kesehatan, lahan pertanian, infrastruktur, rumah warga, tempat usaha dan perkantoran. Adapun kerugian total akibat banjir bandang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement