REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Prof Farid Wajdy Ibrahim menyatakan, musibah yang terjadi seperti tsunami 2004 di Aceh merupakan peringatan Allah SWT. "Musibah ini merupakan peringatan Allah SWT kepada hambanya dan juga sayang kepada kita," katanya di sela-sela mengisi tausiah peringatan 12 tahun tsunami Aceh yang dipusatkan di Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Banda Aceh, Senin (26/12).
Farid mengatakan, dalam bencana gempa disusul tsunami Aceh yang meluluhlantakkan hampir sebagian besar wilayah pesisir provinsi ujung paling barat Indonesia itu, Allah juga memperlihatkan kejadian luar biasa seperti Masjid yang tidak rusak akibat bencana tersebut. "Masjid Baiturrahim ini merupakan bangunan yang tidak jauh dari pantai dan bangunan ini tidak hancur, sementara bangunan di sekitar tersebut hancur akibat tsunami. Kita juga dapat mengambil hikmah dari musibah ini," kata dia.
Karena itu, dia mengajak, kepada seluruh masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu untuk bangkit dan melihat berbagai cobaan yang diberikan oleh Allah tersebut secara positif. Gempa disusul tsunami yang terjadi di penghujung tahun 2004 tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah pesisir di Provinsi Aceh hancur dan tidak kurang dari 200 ribu jiwa penduduk Aceh meninggal dunia, dan sebagian hilang dalam musibah tersebut.
Sebelumnya, penitia penyelenggara peringatan 12 tahun tsunami yang dipusatkan di Masjid Baiturrahim tersebut merencanakan Bachtiar Nasir yang akan memberikan tausiah pada kegiatan tersebut. Dalam kegiatan peringatan 12 tahun tsunami Aceh tersebut turut hadir diantaranya Plt Gubernur Aceh, Soedarmo, Wali Naggroe Malik Mahmud dan unsur Forkopimda Aceh dan masyarakat umum yang datang ke lokasi yang menjadi pusat peringatan tsunami Aceh.