REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Kristiani di Indonesia merayakan Natal dengan suasana aman dan tenteram pada Ahad (25/12). Hal ini membuktikan para pemeluk agama di Indonesia hidup rukun berdampingan.
Salah satu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, kalau semua orang tunduk dan patuh kepada peraturan yang berlaku, maka kehidupan di negeri ini akan berjalan dengan baik.
Menurutnya, seluruh elemen masyarakat dan pengikut agama di negeri ini terbukti memahami dengan baik apa yang sedang berlangsung hari ini.
"Yaitu perayan natal yang sedang dirayakan oleh saudara kita dari Kristiani," kata Anwar kepada Republika.co.id Ahad (25/12).
Anwar yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) berpesan, sebagai upaya menjaga toleransi di Indonesia, para pemuka agama dan pemerintah harus mengingat tiga konsep kerukunan.
Konsep kerukunan tersebut diusung Menteri Agama di zaman Orde Baru, Jendral Alamsyah. Pertama, kerukunan intern umat beragama. Kedua, kerukunan antara agama yang ada di Indonesia. Ketiga, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
Ia menjelaskan, kerukunan yang pertama agar masing-masing pengikut agama rukun dengan sesama pengikut agamanya. "Masing-masing agama supaya bisa melakukan konsolidasi dan membangun ukhuwah dengan sesamanya, sehingga tidak menimbulkan masalah," ujarnya.
Ia menegaskan, sikap tegas dan adil yang dilakukan pemerintah akan membuat semua pemeluk agama percaya kepada pemerintah. Sebaliknya, pemerintah juga akan percaya kepada pemeluk-pemeluk agama.
"Dengan demikian terciptalah kehidupan yang harmonis dan rukun antara pemeluk agama dengan pemerintah, itu yang kita harapkan," tegasnya.
Baca juga, Pemaksaaan Pemakaian Atribut Natal Dinilai Bertentangan dengan Pancasila.