Ahad 25 Dec 2016 22:08 WIB

Pemkab Purwakarta akan Jadikan Sungai Cikao Objek Wisata

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Pemkab Purwakarta menggelar Festival Walungan Cikao di Sungai Cikao, Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur, Ahad (18/12).Festival ini, diikuti oleh puluhan perahu tradisional dan perahu naga.
Foto: dok.Humas Purwakarta
Pemkab Purwakarta menggelar Festival Walungan Cikao di Sungai Cikao, Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur, Ahad (18/12).Festival ini, diikuti oleh puluhan perahu tradisional dan perahu naga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta akan menghentikan aktivitas penambangan pasir ilegal di sepanjang Sungai Cikao, Purwkarta. Sebagai gantinya, sepanjang sungai akan dijadikan sebagai objek wisata baru.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, sampai saat ini ada sejumlah titik yang dijadikan penambangan pasir oleh masyarakat. Penambangan itu dilakukan secara tradisional.

"Kita ingin, sungai jadi objek wisata baru," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Ahad (25/12).

Dibangunnya objek wisata ini, lanjut Dedi, berawal dari suksesnya penyelanggaran Fertival Walungan Cikao, pekan kemarin. Dengan diadakannya festival perahu, lokasi ini diserbu ribuan penonton.

Dengan cara ini, maka sungai yang terhubung langsung ke Citarum ini potensinya cukup tinggi untuk dijadikan objek wisata. Karenanya, pemkab akan berkoordinasi dengan PJT II Jatiluhur untuk menormalisasi sungai tersebut.

Menurut Dedi, spot yang bagus untuk dijadikan kawasan wisata itu mulai dari bawah Jembatan Cilalawak, Desa Kadumekar, Kecamatan Babakan Cikao sampai Kampung Tali Baju, Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur. Spot tersebut, panjangnya sekitar 5 kilometer.

Bila sudah jadi area wisata, lanjut Dedi, maka lokasi ini akan ramai dengan sendiri. Diharapkan, perekonomian masyarakat setempat bisa meningkat karena sektor wisata ini.

"Jadi, lebih baik mencari uang dari sektor wisata ketimbang harus menambang pasir," ujarnya.

Sebab, bila menambang banyak kerugiannya. Yaitu, hasilnya sedikit dan akses jalan darat juga akan mudah rusak karena sering dilalui kendaraan berat pengangkut pasir.

Dirut PJT II Jatiluhur Djoko Saputro mengapresiasi usulan pemkab soal normalisasi sungai. Mengingat, kelestarian lingkungan itu sangat penting. Apalagi, normalisasi ini berdampak pada jangka panjang.

"Kita dukung. Apalagi, melestarikan lingkungannya bersama-sama dengan pemerintah daerah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement