REPUBLIKA.CO.ID,TANIMULYA -- Densus 88 bersama Polres Cimahi melakukan penggeledahan terhadap rumah kontrakan pelaku terduga teroris yang tertangkap di Purwakarta di wilayah Desa Tanimulya, Kecamatan Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat.
Kapolres Cimahi AKBP Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan berdasarkan koordinasi dengan Densus 88, pihaknya mendapat informasi jika rumah tiga dari empat pelaku berada di Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Padalarang.
"Kita lakukan penggeledahan di rumah kontrakan adalah pertama saudara AF yang meninggal dunia di Purwakarta dan lokasi kedua tempat saudara R," ujarnya kepada wartawan di Kampung Kebon Kelapa, RT 04 RW 02 Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (25/12).
Ia menuturkan, pihaknya masih melakukan penggeledahan dan mengumpulkan beberapa barang bukti. "Kami Polres Cimahi melakukan penggeledahan dan mengamankan TKP yang merupakan tempat tinggal para pelaku," ungkapnya.
Saat ditanya apakah terdapat dokumen ISIS atau bahan peledak saat melakukan penggeledahan. Ia mengungkapkan sementara ini pihaknya belum menemukan. Sementara satu tempat rumah pelaku terduga teroris masih akan dilakukan koordinasi untuk penggeledahan.
Pihaknya berharap situasi masih terkendali dan mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Dimana terdapat mekanisme RT-RW kemudian sistem wajib lapor 1x24 jam. "Itu sama-sama kita laksanakan, karena itu hakekatnya adalah untuk mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan," katanya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, aparat kepolisian masih melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku terduga teroris sejak pukul 19.30 di Kampung Kebon Kepala, RT 04 RW 02 Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat. Dadang, warga setempat mengungkapkan dirinya sudah mulai curiga terhadap pelaku yang tinggal di rumah kontrakan tersebut. Sebab, sosoknya mencurigakan meskipun sopan. Ia mengaku melihat pelaku sering berangkat pagi dan pulang sore.
"Berdasarkan pengakuannya mah yang bersangkutan dagang es dan susu," ungkapnya.
Sementara itu, Wawan pengurus RT di Kampung Cijerah, Desa Tanimulya, RT 02 RW 04 mengatakan pelaku terduga teroris, Irfan sehari-hari bekerja sebagai tukang bubur. Dirinya melihat yang bersangkutan mencurigakan karena jarang bersosialisasi. "Ibunya (pelaku Ivan) nggak tahu anaknya dimana dan tinggal dimana," ungkapnya.