Sabtu 24 Dec 2016 11:00 WIB

Aktivitas di Kota Bima Masih Lumpuh Total

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (21/12).
Foto: BPBD Nusa Tenggara Barat
Banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kota Bima dirundung duka. Bencana banjir bandang yang datang dua kali dalam empat hari terakhir membuat aktivitas kota di Pulau Sumbawa ini terhenti sementara.

Kepada Republika.co.id, seorang warga Kelurahan Panaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima, Fadhly mengatakan, banjir kedua yang terjadi pada Jumat (23/12) lebih besar dari banjir yang melanda Kota Bima pada Rabu (21/12). "Banjir yang pertama besar, nah yang kedua ini lebih besar lagi," katanya, Sabtu (24/12).

Dia mengaku, aktivitas di Kota Bima praktis lumpuh total akibat dua banjir bandang yang datang dalam rentang waktu yang berdekatan. Menurutnya, kondisi sempat pulih usai banjir perdana, di mana pada Kamis (22/12) air sudah berangsur surut dan warga memberanikan diri kembali ke rumah untuk membersihkan dan menyelamatkan sisa barang yang masih ada. "Tapi, Jumat banjir lebih besar lagi," lanjutnya.

Pria yang sehari-hari bekerja di Pasar Penaraga ini mengaku tak bisa berjualan seperti biasanya, lantaran pasar tempat ia menjajakan dagangannya juga ikut terendam air. "Yah, sekarang bersih-bersih dulu saja mumpung belum hujan lagi," paparnya.

Ia juga menceritakan kejadian banjir pertama pada Rabu lalu. Awalnya, hujan deras disertai angin kencang tak henti-hentinya menerjang Kota Bima sejak subuh hingga sore hari. "Sekitar jam 12.00 atau 13.00, itu air mulai naik dan banjir," ungkap Fadhly.

Putusnya jaringan listrik dan juga terhambatnya saluran komunikasi, semakin menyulitkan warga korban banjir di Kota Bima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement