REPUBLIKA.CO.ID, Direktorat Jenderal Kebudayaan (sesditjenbud) Kemdikbud berupaya meningkatkan kinerja dan pembaharuan dalam organisasi. Utamanya Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) yang dapat dikatakannya masih miskin struktur. Oleh karena itu, perlu diadakan reorganisasi agar pembangunan dalam bidang pelestarian kebudayaan dapat lebih mengena.
Demikian dikatakan Nono Adya Supriyatno Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (sesditjenbud) Kemdikbud, pada acara serah terima jabatan antara kepala BPNB Jabar dari pejabat lama Drs Toto Sucipto kepada pejabat baru Jumhari SS. Jumhari sebelumnya adalah kepala BPNB Sumatera Barat, sedangkan Drs. Toto Sucipto adalah Kepala BPNB Jawa Barat yang akan dipindahtugaskan menjadi Kepala BPNB Kepulauan Riau.
Dikatakan Adya, ada dua hal dalam pembangunan budaya, yaitu budaya tangible (terlihat) dan intangible (tidak terlihat). Dua pembangunan budaya itu harus diperkuat dengan undang-undang. BPNB dalam, kata dia, hal ini adalah lembaga di bawah Kemdikbud yang masuk dalam kategori upaya pelestarian budaya dari sisi intangible.
Menurut beliau, saat ini undang-undang bidang pelestarian budaya bidang intangible yang sudah dibuat masih bersifat parsial, yaitu bidang perfilman dan bahasa. Sementara undang-undang bidang kebudayaan secara keseluruhan masih dalam pengerjaan. "Apabila dapat terwujud maka status Direktorat Jenderal Kebudayaan dapat jauh lebih mapan,"katanya.
Saat pergantian pemerintahan, kata dia, Direktorat Jenderal Kebudayaan memang sudah beberapa kali pindah kementerian. Hal ini tentu saja sangat menyulitkan baik dari segi kinerja maupun urusan administrasi. Sesditjen berharap bahwa pengerjaan UU kebudayaan dapat selesai dan terwujud pada seputaran April - Mei 2017.
Toto Sucipto mengatakan, bahwa pola kerja Kepala BPNB berbeda dengan lembaga lainnya. Dia mencontohkan, menjalin relasi dengan para budayawan, seniman, media massa, dinas terkait, LSM, dan akademisi yang secara keseluruhan bergerak dalam bidang pelestarian budaya sangat dibutuhkan oleh seorang kepala BPNB. Karena itu, kepala BPNB Jawa Barat yang baru agar mengawal karya budaya pencak silat yang akan diusulkan ke UNESCO menjadi salah satu warisan budaya dunia.