Sabtu 24 Dec 2016 06:32 WIB

Korban Banjir Bima Butuh Bantuan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
 Warga Penatoi, Bima yang belum di evakuasi terjebak di atap-atap rumah. Jumat (23/12).
Warga Penatoi, Bima yang belum di evakuasi terjebak di atap-atap rumah. Jumat (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Banjir masih merendam beberapa wilayah di Kota Bima hingga Jumat (23/12) malam. Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, di beberapa tempat ketinggian banjir lebih tinggi dari banjir sebelumnya pada Rabu (21/12).  

"Banjir yang paling parah terjadi di Kecamatan Asa Kota dan Kecamatan Rasa Nae Barat dengan tinggi banjir antara 1 meter sampai 1,5 meter. Listrik masih padam hingga malam hari sehingga kondisi gelap gulita," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (24/12).

Kendati begitu, banjir sudah berangsur-angsur surut hingga pukul 21.30 Wita. Banjir kali juga mengakibatkan dua  jembatan rusak berat di Jembatan Penato’i yang menghubungkan Raba dan Kota Bima yang roboh sejak sore hari. Sedangkan jembatan Padolo yang menghubungkan Kabupaten Bima dan Kota Bima juga mengalami rusak berat dan dipasang police line.

"Data sementara dari BPBD Kota Bima dilaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan," lanjutnya.

Ia memperkirakan jumlah rumah rusak akan bertambah mengingat pendataan belum selesai dilakukan. Ditambah dengan adanya banjir susulan. Namun demikian, belum ada laporan korban jiwa yang meninggal.

Sutopo menambahkan, banyak masyarakat yang mengungsi di tempat aman seperti di masjid dan bukit di Penaraga, Rite, Santi, Tambana, Dana Traha, Bukit Jatiwangi, Bukit Kosambo Mande, Soncotengge, Bukit Penatoi, dan Dorolonda.

"Meskipun sebagian sudah berangsur surut, masyarakat belum berani kembali ke rumah karena khawatir banjir susulan mengingat potensi hujan masih akan terjadi di Bima dan sekitarnya," ungkapnya.

Dia menyebutkan, masyarakat Kota Bima memerlukan bantuan mengingat belum semuanya menerima bantuan sejak banjir pada Rabu lalu. Bantuan yang diberikan baru sebagian lantaran banjir kembali merendam Kota Bima.

"Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah makanan siap saji, air mineral, air bersih, pakaian, selimut, tenda, tikar, matras, pelayanan medis obat-obatan, dan lainnya," paparnya.

Ia menyampaikan, Wali Kota Bima telah meminta bantuan kepada BNPB berupa logistik, permakanan, selimut, tenda, makanan siap saji, sandang dan lainnya. BNPB juga menyiapkan bantuan logistik untuk dikirim ke Bima melalui dua cara, yaitu dengan pesawat terbang dari Jakarta dan mengerahkan bantuan logistik dari Mataram. Untuk dapur umum juga sudah didirikan.

"Tim SAR sejak siang hingga sore tadi melakukan evakuasi. BNPB, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, SKPD, relawan, NGO dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat di Kota Bima," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement