REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Demam 'om telolet om' ikut melanda warga Kota Tasikmalaya. Hal itu dirasakan pula bagi para sopir bus di Kota yang menjadi basis salah satu perusahaan bus terbesar, PO Budiman.
Salah satu sopir, Cahya, yang mengaku sering diminta membunyikan klaksonnya. Tak hanya saat berada di jalan, bahkan saat keluar dari pool pun sudah ada request membunyikan klakson. Tak hanya dirinya, ia menyebut setidaknya ada sepuluh bus di PO Budiman yang mempunyai klakson telolet.
"Banyak yang minta telolet, ada beberapa titik. Tapi sejak keluar pool saja sudah ada yang minta," katanya pada wartawan.
Cahya menilai kehadiran klaksonnya yang berbunyi telolet justru membawa dampak positif. Ia cenderung merasa bahwa klakson tersebut jadi pelepas lelahnya di jalanan. Sebab, senyum hingga tawa kerap keluar dari mulutnya saat melihat ada saja warga yang meminta dibunyikan klakson.
"Saya kerja di jalanan ya stres juga, jadi kehadiran klakson ini ya semacam pelepas stres aja selama nyupir," ujarnya.
Meski begitu, klakson yang digunakannya bukan dibeli dengan biayanya sendiri. Dia mengakui dengan harga klakson modifikasi yang cukup tinggi tentu tak sesuai dengan pendapatannya. Sehingga klakson yang saat ini digunakannya merupakan 'hibah' dari anggota pecinta bus komunitas Bus Mania.
"Klakson telolet ini dikasih sama penumpang yang anggota bus mania. Kalau beli sendiri lumayan juga harganya 3,5 juta," ucapnya.