REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya penuh memulihkan rasa trauma warga korban banjir di kota dan Kabupaten Bima. "Sesungguhnya seluruh upaya penyelamatan dan pengamanan warga korban banjir akan berdampak pada pengurangan rasa trauma yang dirasakan," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (22/12).
Selain itu, pemenuhan kebutuhan seperti pangan, obat-obatan, listrik, air, perbaikan tempat tinggal, dan akses komunikasi juga diharapkan mampu mengurangi rasa trauma korban. "Yang pasti, setelah langkah-langkah utama penyelamatan dan pengamanan warga korban banjir, kita akan segera membersihkan sisa-sisa, baik lumpur ataupun sampah yang terbawa oleh banjir," lanjutnya.
Rasa gotong-royong pun begitu terlihat dalam proses pembersihan. Yusron mengatakan, sejumlah elemen baik dari pemerintahan, TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD NTB bersatu padu membersihkan sisa-sisa sampah akibat banjir. Dia berharap, kebersamaan dalam hal ini mampu mengurangi rasa trauma para korban banjir.
Pemerintah melalui jajaran terkait BPBD juga terus memberikan edukasi dan penyadaran bahwa musibah ini diharapkan menjadi kesadaran bersama bagaimana pentingnya menjaga lingkungan dan alam. "Makin cepat kita bantu, kita tangani warga, trauma itu bisa diminimalisir, tapi kalau lambat bantuan dan sebagainya ini bisa memberatkan masyarakat," katanya.
Fokus utama saat ini ialah membenahi jaringan listrik dan air. Menurutnya, pada malam ini, kondisi listrik dan air di Kota dan Kabupaten Bima akan kembali normal. Sedangkan, akses komunikasi masih belum pulih sepenuhnya. "(Kota Bima) sinyal masih sulit, Kabupaten Bima hanya di beberapa tempat," katanya menambahkan.